"Dalam program pelayanan masyarakat, nantinya kita akan memperbaiki seluruh laboratorium layanan masyarakat. Mulai dari level Posyandu kita akan berikan kobalt Rapid Tes, cek gula darah dan sebagainya, kemudian semua kabupaten/kota, kita akan pastikan memiliki standar laboratorium yang baik," ucap Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin pada pembukaan Pameran Teknologi Farmasi dan Alkes di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis.
Ia mengatakan, dari 300 ribu Posyandu di Indonesia diharapkan pada tahun 2023 nanti sudah memiliki fasilitas kesehatan yang baik, sehingga semua pelayanan bisa terealisasi dan dapat dirasakan langsung oleh semua masyarakat.
"Dan kita juga berharap di level Provinsi semua alat kesehatan bisa digunakan dengan baik agar bisa membantu dalam kesiapan pelayanan masyarakat," katanya.
Baca juga: Menkes: Pandemi buka peluang kolaborasi dunia perkuat sistem kesehatan
Baca juga: Pandemi COVID-19 dan mandat menuju jalan perubahan
Selain itu, dalam mengimplementasikan pemerataan layanan kesehatan tersebut, pihaknya juga akan melakukan penambahan fasilitas kesehatan pendukung di seluruh rumah sakit (RS) yang ada di 514 Kabupaten/Kota untuk bisa melayani empat penyakit seperti jantung, ginjal, stroke, dan saraf.
"Tak hanya itu, semua obat-obatan, vaksin, alat kesehatan sekurang-kurangnya 50 persen bisa di produksi di dalam negeri. Jadi kita harus dorong agar semua pihak bisa membeli dan menggunakan produk obat dari negeri sendiri," ujarnya.
Kemudian, untuk mendukung produksi obat kesehatan dalam negeri, Kemenkes akan memberikan insentif kepada industri-industri untuk bisa membangun/produksi vaksin dan alat kesehatan sendiri.
"Maka dari anggaran Rp38 triliun kita akan dorong sebagai belanja alat-alat kesehatan produksi dalam negeri. Dan tahun ini kita sudah berkomitmen anggaran sebesar Rp17 triliun kita akan belanjakan kebutuhan alat kesehatan," ungkapnya.
Ia menambahkan, sebagai implementasi dari transformasi teknologi di bidang kesehatan, pihaknya juga akan melakukan pengembangan aplikasi kesehatan masyarakat, Citizen Health App (CHA), yang akan menyimpan data kesehatan pribadi masyarakat yang digunakan saat berobat, sehingga rekam medis terintegrasi dan aman.
"Program selanjutnya, kita juga akan menambah sumber daya manusia (SDM) dari tenaga kesehatan, di mana itu penting dilakukan jika nantinya terjadi hal-hal seperti Pandemi COVID-19 yang besar terjadi. Sehingga tenaga kesehatan kita sudah siap," kata dia.*
Baca juga: Pemkab Siak beri penghargaan 35 nakes terbaik selama pandemi
Baca juga: Pandemi buka jalan transformasi menuju arsitektur sistem kesehatan
Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022