"Jangan hanya puas dengan bahan baku. Harus inovasi dengan penganekaragaman," kata Sudrajat dalam keterangannya, di Banda Aceh, Kamis.
Hal itu disampaikan Sudrajat setelah menghadiri pelepasan ekspor green bean Gayo coffe dari petani Desa Sejahtera Astra (DSA) senilai Rp10 miliar ke California, Amerika Serikat, dari Aceh Tengah.
Sudrajat berharap, ke depannya ekspor kopi Aceh Tengah bisa dilakukan dengan memiliki nilai tambah, karena itu hilirisasi produk akan lebih bagus karena sudah pasti mempunyai nilai jualnya.
Bahkan, Sudrajat meminta nantinya ekspor kopi Aceh bukan hanya biji mentahnya saja, melainkan harus lebih berkembang yakni pengiriman bahan jadi.
"Ekspornya harus bahan jadi, atau nanti ekspornya harus yang di roasting dulu, dan jangan mentah seperti sekarang ini," ujarnya.
Dirinya meyakini, proses tersebut mampu mendorong pembangunan ekonomi masyarakat yang jauh lebih besar dengan mendorong pengelolaan sumber daya lokal.
Sudrajat juga berharap agar produk desa di Aceh Tengah itu lebih berkembang dan harus mampu menjangkau pasar pasar lebih luas lagi. Sehingga kegiatan ekspor kembali bisa dilakukan.
Sementara itu, Chief of Corporate Affairs PT Astra International Riza Deliansyah mengatakan, Kabupaten Aceh Tengah memiliki potensi yang besar untuk menjadi desa wisata.
"Ada danau, kopi gayo, pacuan kuda, tarian. Potensinya luar biasa untuk jadi desa wisata. Banyak orang asing suka kopi gayo," kata Riza.
Program DSA di Aceh Tengah, kata dia, diharapkan mampu mempercepat terwujudnya yang ada dan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
"Ini terbukti dengan keberhasilan DSA lainnya dari total 1.060 DSA di seluruh tanah air, telah mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hingga 80 persen. Juga berhasil menambah lebih dari 20 ribu lapangan kerja baru," demikian Riza Deliansyah.
Baca juga: Astra targetkan ekspor 96 ton kopi Gayo ke Amerika
Baca juga: AEKI gelar Creative Coffeepreneur Journey di Takengon dorong ekspor
Baca juga: Teten beri solusi agar kopi Aceh Tengah masuk pasar global
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022