• Beranda
  • Berita
  • Harga minyak Asia naik, terkerek pelemahan dolar dan risiko pasokan

Harga minyak Asia naik, terkerek pelemahan dolar dan risiko pasokan

4 November 2022 16:04 WIB
Harga minyak Asia naik, terkerek pelemahan dolar dan risiko pasokan
Ilustrasi - Harga minyak dunia. ANTARA/Ardika/am.
Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Jumat sore, karena dolar melemah dan risiko pasokan masih ada, meskipun kekhawatiran resesi dan wabah COVID China terus mengendalikan harga.

Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 1,84 dolar AS atau 1,9 persen, menjadi diperdagangkan di 96,51 dolar AS per barel pada pukul 07.40 GMT. Kontrak Brent menuju kenaikan mingguan lebih dari 0,5 persen.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 1,94 dolar AS atau 2,2 persen, menjadi diperdagangkan di 90,11 dolar AS per barel, di jalur untuk kenaikan mingguan lebih dari 2,0 persen.

Kedua kontrak acuan menguat karena dolar tergelincir. Dolar yang lebih lemah meningkatkan permintaan minyak karena membuat komoditas tersebut lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.

Sementara kekhawatiran permintaan membebani pasar, pasokan masih diperkirakan akan ketat, dengan embargo Eropa yang akan datang terhadap minyak Rusia dimulai dan penurunan stok minyak mentah AS.

Baca juga: Harga minyak di Asia turun, pasar khawatir pengurangan permintaan

"Prospek makro yang semakin suram memberikan beberapa tantangan kuat ke pasar minyak dan tanpa pengurangan pasokan yang diumumkan oleh OPEC+ pada Oktober, kami kemungkinan memiliki perdagangan pada level yang jauh lebih rendah," kata Kepala Analis Komoditas ING, Warren Patterson.

Pemotongan OPEC+ telah memberikan beberapa stabilitas ke pasar dalam jangka pendek, meskipun ini kemungkinan akan berubah setelah larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia mulai berlaku bulan depan untuk minyak mentah dan pada Februari untuk produk olahan, tambahnya.

Kekhawatiran resesi di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, meningkat pada Kamis setelah Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengatakan "sangat prematur" untuk berpikir tentang menghentikan kenaikan suku bunga.

"Momok kenaikan suku bunga lebih lanjut meredupkan harapan kenaikan permintaan," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Baca juga: Harga minyak turun, kenaikan bunga Fed angkat kekhawatiran permintaan

Bank sentral Inggris memperingatkan pada Kamis (3/11/2022) bahwa menurutnya Inggris telah memasuki resesi dan ekonomi mungkin tidak akan tumbuh selama dua tahun lagi.

Analis ANZ menunjukkan tanda-tanda permintaan yang lebih lemah di Eropa dan Amerika Serikat dengan orang-orang yang mengemudi lebih sedikit dan Amazon memperingatkan penjualan yang lebih lemah, yang dapat mengurangi permintaan untuk produk sulingan.

Menggarisbawahi kekhawatiran permintaan, Arab Saudi menurunkan harga jual resmi (OSP) Desember untuk minyak mentah Arab Light andalannya ke Asia sebesar 40 sen kei premi 5,45 dolar AS per barel versus rata-rata Oman/Dubai.

Pemotongan itu sejalan dengan perkiraan sumber perdagangan, yang didasarkan pada prospek permintaan China yang lebih lemah. China berpegang teguh pada pembatasan COVID-19 yang ketat ketika kasus meningkat pada Kamis (3/11/2022) ke level tertinggi sejak Agustus.

Baca juga: Saham Asia melonjak, ditopang harapan pembukaan kembali China

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022