• Beranda
  • Berita
  • IWF wajibkan pelatih angkat besi berlisensi anti-doping

IWF wajibkan pelatih angkat besi berlisensi anti-doping

4 November 2022 23:21 WIB
IWF wajibkan pelatih angkat besi berlisensi anti-doping
Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah melakukan angkatan saat berlaga pada cabang olahraga angkat besi kelas 81kg Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, Sabtu (13/8/2022). (ISG Photo)
Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) menargetkan semua pelatih memiliki lisensi anti-doping setidaknya hingga sebelum Olimpiade Paris 2024, dan akan menjadi kewajiban setelah itu.

Hal itu diungkapkan pejabat senior olahraga angkat besi Colin Irija dalam seminar anti-doping yang diselenggarakan oleh Dewan Olimpiade Asia untuk pelatih dan wasit angkat besi di Tashkent, Uzbekistan, Jumat.

"Federasi Angkat Besi Internasional berharap semua pelatih akan segera memiliki lisensi anti-doping. Badan dunia yang mengatur olahraga angkat besi tersebut tidak menoleransi doping dan ingin mendidik para pelatih," kata Irija, yang merupakan anggota komisi pembinaan dan penelitian angkat besi Eropa, seperti disiarkan laman resmi Dewan Olimpiade Asia, Jumat.

Baca juga: PABSI bakal tambah seri pada Kejurnas Angkat Besi 2023

Dewan Eksekutif IWF yang akan bertemu dengan para pelatih di sela-sela Kejuaraan Dunia di Bogota, Kolombia, pada Desember mendatang, berharap dapat menyetujui proposal yang diajukan untuk melisensi semua pelatih dalam hal anti-doping.

"Saat ini kami sedang melakukan program percontohan untuk lisensi pelatih di Eropa. Proposal kemudian akan diajukan ke Dewan Eksekutif IWF bahwa setelah Olimpiade Paris, menjadi wajib bagi semua pelatih untuk memiliki lisensi anti-doping," kata Irija.

Sebelumnya, direktur organisasi anti-doping Asia Tengah Venera Abdulla, yang mengadakan seminar anti-doping secara daring, mengatakan kepada semua peserta bahwa angkat besi dianggap sebagai olahraga berisiko tinggi untuk insiden doping.

Mengutip angka WADA, dia menyebutkan angkat besi termasuk kategori tertinggi dengan 13 persen kasus.

Baca juga: Agar tidak hanya bulu tangkis dan angkat besi

Seminar anti-doping, yang masuk dalam OCA Development Program, tersebut mendapat apresiasi dari seluruh peserta.

Angkat besi adalah salah satu dari lima olahraga dalam program untuk pelatih dan wasit dari 12 NOC di Asia Tengah dan Selatan tersebut. Olahraga lainnya adalah tinju, judo, renang dan gulat.

"Sepertinya, ini adalah proyek fantastis yang diselenggarakan oleh Dewan Olimpiade Asia. Dan untuk memasukkan segmen anti-doping adalah bonus besar," ujar Irija.

 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2022