• Beranda
  • Berita
  • Wapres ziarah Makam Syekh Ibnu Athaillah di Kairo Mesir

Wapres ziarah Makam Syekh Ibnu Athaillah di Kairo Mesir

5 November 2022 20:56 WIB
Wapres ziarah Makam Syekh Ibnu Athaillah di Kairo Mesir
Wakil Presiden Ma'ruf Amin ziarah ke Makam Syekh Ibnu Athaillah, penulis kitab Al Hikam, di tengah kunjungan kerja di Kairo, Mesir, Sabtu (5/11/2022). ANTARA/HO-BPMI Setwapres/am.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin beserta istri Wury Ma’ruf Amin menyempatkan diri berziarah ke Makam Syekh Ibnu Athaillah, penulis kitab Al Hikam, di tengah kunjungan kerja di Kairo, Mesir, Sabtu.

Dalam siaran pers yang diterima dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Wakil Presiden, di Jakarta, Sabtu, disebutkan bahwa Wapres pada banyak kesempatan sering mengutip pendapat Ibnu Athaillah.

Salah satunya saat memberikan arahan pada Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-47 di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (26/7), Wapres mengutip pendapat Ibnu Athaillah bahwa segala perbedaan atau kebhinekaan di dunia tidak perlu menjadi kekhawatiran.

Yang perlu dikhawatirkan adalah dorongan hawa nafsu yang tidak terkendali, di mana relevansi-nya dengan kehidupan berbangsa adalah tidak boleh ada ego kelompok yang dapat merusak persatuan.

Sebagai informasi, Ibnu Athaillah merupakan seorang sufi terkemuka di dunia yang mempunyai nama lengkap Syekh Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Athaillah As-Sakandari.

Ia lahir di Iskandariah (Mesir) pada 648 H/1250 M, dan wafat di Kairo pada 709 H/1309 M. Julukan As-Sakandari merujuk kota kelahirannya, Iskandariah.

Keluarga Ibnu Athaillah adalah keluarga yang terdidik dalam lingkungan agama, kakek dari jalur nasab ayahnya adalah seorang ulama fikih pada masanya. Ibnu Athaillah hidup di Mesir di masa kekuasaan Dinasti Mameluk.

Sejak kecil, Ibnu Athaillah dikenal gemar belajar dan menimba ilmu dari beberapa syekh secara bertahap. Gurunya yang paling dekat adalah Abu Al Abbas Ahmad ibnu Ali Al-Anshari Al-Mursi, murid dari Abu Al-Hasan Al-Syadzili, pendiri tarikat Al Syadzili.

Dalam bidang fiqih ia menganut dan menguasai Mazhab Maliki, sedangkan di bidang tasawuf ia termasuk pengikut sekaligus tokoh tarikat Al-Syadzili.

Ajaran tasawuf yang tertanam pada diri Ibnu Athaillah banyak diperoleh setelah dirinya mengamalkan ilmu agama yang dimilikinya.

Ibnu Athaillah sudah menghasilkan tidak kurang dari 20 karya tulis, mencakup bidang tasawuf, tafsir, hadits, akidah, nahwu, dan usul fikih.

Beberapa di antaranya adalah Kitab Al-Hikam (Kebijaksanaan), Al-Lathai’f Manaqib Abil al-Abbas al-Mursi wa Syekh Abi al-Hasan (Berkah dalam Kehidupan Abu Abbas al-Mursi dan Gurunya Abu Hasan), Miftah al-Falah wa Mishbah al-Arwah (Kunci Kesuksesan dan Penerang Spritual), At-Tanwir fi Isqath at-Tadbir (Eksposisi Pendekatan Tarekat Syadziliah), Taj al-Arus (Cara-cara Pembersihan Jiwa), serta Kitab al-Qaul al-Mujarrad fi al-Ismi al-Mufrad.


 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022