Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan presidensi Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 membawa dapat harapan di tengah ketidakpastian yang menimpa banyak negara saat ini.
"G20 Indonesia membawa harapan di tengah ketidakpastian yang dihadapi seluruh dunia, disrupsi teknologi dan informasi pandemi COVID-19 serta perang Rusia-Ukraina, menyebabkan seluruh negara berada dalam situasi sulit," kata Listyo Sigit saat memberikan keterangan pers usai memimpin gelar pasukan Operasi Puri Agung 2022 di Lapangan Niti Mandala, Renon, Denpasar, Bali, Senin.
Dengan tema Recover Together, Recover Stronger, lanjutnya, presidensi Indonesia di G20 dapat memberikan solusi bagi perdamaian dunia dan pemulihan dunia lebih inklusif.
"Agenda ini sangat strategis bagi negara anggota G20, namun juga berorientasi bagi semua pihak, termasuk negara berkembang, negara pulau-pulau terkecil, dan kelompok rentan," tambahnya.
Oleh karena itu, katanya, Polri patut berbangga karena menjadi bagian pengamanan salah satu momentum bersejarah dunia, khususnya puncak dari rangkaian kegiatan yang dihadiri sekira 20 pemimpin negara serta perwakilan dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
Baca juga: Polri tetap siaga personel amankan wilayah luar Bali jelang KTT G20
Forum KTT G20 menjadi penting karena secara global menguasai 60 persen populasi dunia, 75 persen perdagangan dunia, dan 80 persen produk domestik bruto (PDB).
"Tugas pengamanan KTT G20 ini bukan hanya tugas biasa, tugas ini merupakan tugas mulia yang akan memberikan manfaat bagi seluruh dunia. Bapak Presiden Joko Widodo telah menyampaikan bahwa kita harus betul-betul menjaga kehormatan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada Indonesia, tidak boleh ada letupan sekecil apapun," katanya.
Dengan mewujudkan keberhasilan presidensi Indonesia di KTT G20, kata Listyo Sigit, maka kredibilitas Indonesia di mata dunia akan meningkat. Hingga saat ini, dia memastikan seluruh agenda KTT G20 berjalan aman, nyaman, dan lancar.
Dia juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam keamanan dan kenyamanan KTT G20 Indonesia.
Keamanan dan keberhasilan rangkaian acara sebelumnya harus terus dipertahankan hingga puncak acara KTT G20 di Bali pada 15-16 November.
Terkait pengamanan KTT G20, Polri menggelar operasi terpusat Puri Agung mulai 8 sampai 17 November di tiga wilayah hukum, yaitu Polda Bali, Polda Jawa Timur, dan Polda Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Wakapolri pastikan strategi pengamanan KTT G20 telah tersusun
Operasi tersebut melibatkan 9.700 personel dan 3.699 pasukan cadangan dari Mako Brimob dan 11 Satbrimobda dengan dukungan kemampuan khusus dan teknologi modern terintegrasi melalui command center.
Listyo Sigit mengatakan Polri melakukan pengamanan super ketat, di mana situasi dapat berubah secara cepat dan tidak menentu, akibat konflik Rusia-Ukraina, China-Amerika Serikat, serta Korea Selatan-Korea Utara.
"Dimungkinkan terdapat kelompok yang memanfaatkan G20 untuk menarik perhatian internasional. Kita harus mampu memprediksi dan mencegah aksi-aksi yang dapat mendiskreditkan negara Indonesia dan negara-negara tamu serta kegiatan yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat gangguan dan anarkis," tegasnya.
Dia juga berharap KTT G20 mencerminkan Indonesia sebagai tuan rumah yang ramah dan sopan, sehingga meninggalkan kesan baik bagi seluruh delegasi serta menunjukkan kemampuan Indonesia di mata dunia.
Baca juga: Polri gunakan teknologi "face recognition" dalam pengamanan KTT G20
"G20 Indonesia membawa harapan di tengah ketidakpastian yang dihadapi seluruh dunia, disrupsi teknologi dan informasi pandemi COVID-19 serta perang Rusia-Ukraina, menyebabkan seluruh negara berada dalam situasi sulit," kata Listyo Sigit saat memberikan keterangan pers usai memimpin gelar pasukan Operasi Puri Agung 2022 di Lapangan Niti Mandala, Renon, Denpasar, Bali, Senin.
Dengan tema Recover Together, Recover Stronger, lanjutnya, presidensi Indonesia di G20 dapat memberikan solusi bagi perdamaian dunia dan pemulihan dunia lebih inklusif.
"Agenda ini sangat strategis bagi negara anggota G20, namun juga berorientasi bagi semua pihak, termasuk negara berkembang, negara pulau-pulau terkecil, dan kelompok rentan," tambahnya.
Oleh karena itu, katanya, Polri patut berbangga karena menjadi bagian pengamanan salah satu momentum bersejarah dunia, khususnya puncak dari rangkaian kegiatan yang dihadiri sekira 20 pemimpin negara serta perwakilan dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
Baca juga: Polri tetap siaga personel amankan wilayah luar Bali jelang KTT G20
Forum KTT G20 menjadi penting karena secara global menguasai 60 persen populasi dunia, 75 persen perdagangan dunia, dan 80 persen produk domestik bruto (PDB).
"Tugas pengamanan KTT G20 ini bukan hanya tugas biasa, tugas ini merupakan tugas mulia yang akan memberikan manfaat bagi seluruh dunia. Bapak Presiden Joko Widodo telah menyampaikan bahwa kita harus betul-betul menjaga kehormatan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada Indonesia, tidak boleh ada letupan sekecil apapun," katanya.
Dengan mewujudkan keberhasilan presidensi Indonesia di KTT G20, kata Listyo Sigit, maka kredibilitas Indonesia di mata dunia akan meningkat. Hingga saat ini, dia memastikan seluruh agenda KTT G20 berjalan aman, nyaman, dan lancar.
Dia juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam keamanan dan kenyamanan KTT G20 Indonesia.
Keamanan dan keberhasilan rangkaian acara sebelumnya harus terus dipertahankan hingga puncak acara KTT G20 di Bali pada 15-16 November.
Terkait pengamanan KTT G20, Polri menggelar operasi terpusat Puri Agung mulai 8 sampai 17 November di tiga wilayah hukum, yaitu Polda Bali, Polda Jawa Timur, dan Polda Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Wakapolri pastikan strategi pengamanan KTT G20 telah tersusun
Operasi tersebut melibatkan 9.700 personel dan 3.699 pasukan cadangan dari Mako Brimob dan 11 Satbrimobda dengan dukungan kemampuan khusus dan teknologi modern terintegrasi melalui command center.
Listyo Sigit mengatakan Polri melakukan pengamanan super ketat, di mana situasi dapat berubah secara cepat dan tidak menentu, akibat konflik Rusia-Ukraina, China-Amerika Serikat, serta Korea Selatan-Korea Utara.
"Dimungkinkan terdapat kelompok yang memanfaatkan G20 untuk menarik perhatian internasional. Kita harus mampu memprediksi dan mencegah aksi-aksi yang dapat mendiskreditkan negara Indonesia dan negara-negara tamu serta kegiatan yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat gangguan dan anarkis," tegasnya.
Dia juga berharap KTT G20 mencerminkan Indonesia sebagai tuan rumah yang ramah dan sopan, sehingga meninggalkan kesan baik bagi seluruh delegasi serta menunjukkan kemampuan Indonesia di mata dunia.
Baca juga: Polri gunakan teknologi "face recognition" dalam pengamanan KTT G20
Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022