"Terjadinya ancaman resesi pada 2023, salah satunya karena terganggunya sistem pangan dunia yang memicu terjadinya krisis pangan. Karena itu tidak ada jalan lain, selain meningkatkan kualitas teknologi pertanian," kata Wakil Rektor III Unand, Insanul Kamil usai membuka Seminar Internasional kolaborasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unand, mengambil tema Research Advancement and Innovations in Agroecology and Smart System di Padang, Selasa.
Insanul berharap melalui seminar internasional ini bisa melahirkan inovasi dalam teknologi pertanian pintar. "Teknologi pertanian pintar bisa dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya ancaman krisis pangan," ujarnya.
Baca juga: Guru besar Unand sebut gambir jadi bahan baku industri masa depan
Ia menambahkan acara ini merupakan inisiatif Unand untuk memberikan solusi bagi persoalan pangan, baik skala lokal, nasional maupun dunia.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Seminar, Dr My Syahrawati menyampaikan seminar diikuti 251 peserta berasal dari 46 institusi yang digelar secara daring. "Selain itu, juga ada peserta dari India, Malaysia dan Thailand," kata dia.
Ia menyampaikan selama ini hasil-hasil riset bidang pertanian Unand belum terkoneksi dengan penelitian internasional. "Orang sudah bergerak ke bidang pertanian pintar kita masih konvensional, karena itu perlu disinkronkan dengan perkembangan teknologi pertanian dari luar," ujarnya.
Seminar menghadirkan dua pembicara utama dari Prancis, yaitu Pierre Ferrand dari FAO selaku Regional Office for Asia and the Pacific dan Scientific Director of CIRAD, Prancis Dr Sylvain R. Perret.
Baca juga: Legislator: Riset kolaborasi harus jadi keunggulan Indonesia
Baca juga: Unand luncurkan Pusat Kolaborasi Riset Nanoselulosa bersama BRIN
Selain itu, ada pembicara undangan, yaitu Dr Bernd Horneburg dari Kassel University, Dr Trevor A. Jackson dari New Zealand, Prof Shamshuddin Jusop dari Malaysia, Dr Wahono dari UMM Indonesia, dan Prof Norman Uphoff dari Cornell University USA.
Sedangkan pembicara lokal, yaitu Dr Irawati, Dr Dini Hervani, Dr Eka Chandra Lina, Dr Yuerlita dan Dr Hery B Tanjung.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022