General Manager HMD Global Indonesia Hero Tjokroardi di Batam, Selasa mengatakan produksi telepon cerdas tersebut merupakan produk pertama yang dibuat di Indonesia dengan melibatkan anak bangsa.
"Yang membedakan kali ini adalah TKDN-nya, ini adalah produk Nokia pertama yang benar-benar dibuat di Indonesia. Ini dibuat oleh anak bangsa dengan tingkat kandungan yang tinggi 35 persen tadi," kata Hero.
Ia menjelaskan dengan adanya telepon cerdas yang dibuat di Indonesia sebagai bentuk komitmen untuk menghadirkan produk telepon cerdas yang sesuai dengan peraturan pemerintah Indonesia.
"Kami sangat bersemangat dengan dimulainya produksi smartphone Nokia C-series terbaru di Batam. Hal ini merupakan komitmen kami untuk menghadirkan produk smartphone yang sesuai dengan peraturan pemerintah Indonesia. Dan, kami berharap kemitraan bersama PT Sat Nusapersada Tbk dan PT Erajaya Swasembada Tbk dapat membantu mengembangkan industri telekomunikasi di Indonesia," ujar dia.
Direktur Operasional PT Sat Nusapersada Tbk Bidin Yusuf menyebutkan dalam proses produksi telepon cerdas Nokia C-series terbaru melibatkan sebanyak 100 orang pekerja.
Pihaknya juga telah menyiapkan sebanyak 5 line produksi telepon cerdas secara khusus dengan kapasitas maksimum mencapai 150.000 unit per bulan.
"Penyerapan tenaga kerja itu mencapai 2.000 lebih, untuk produksi Nokia saja kita ada sekitar 100 pekerja," ujar Bidin.
Lebih lanjut ia mengatakan dengan keterlibatan dalam proses produksi telepon cerdas Nokia C-series sebagai salah satu bentuk upaya dalam memperluas lapangan pekerjaan bagi anak bangsa.
"Kami sangat bangga dapat memproduksi smartphone Nokia C-Series ini. Brand Nokia ini sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia, terutama kualitasnya, oleh karena hal tersebut, kami pun melakukan berbagai jenis testing untuk memastikan setiap produk memiliki kualitas yang terbaik bagi pengguna," kata dia.
Baca juga: Nokia hentikan bisnis di Rusia
Baca juga: Spesifikasi singkat Nokia C21 dan C21 Plus yang meluncur di WMC
Baca juga: Airlangga ajak Dubes AS dan Kanada lihat peluang investasi di Batam
Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022