• Beranda
  • Berita
  • KTT ASEAN, Presiden Jokowi tekankan implementasi Konsensus Lima Poin

KTT ASEAN, Presiden Jokowi tekankan implementasi Konsensus Lima Poin

9 November 2022 17:08 WIB
KTT ASEAN, Presiden Jokowi tekankan implementasi Konsensus Lima Poin
Sejumlah petugas keamanan dengan kendaraan lapis baja berat berjaga-jaga di sekitar lokasi utama acara yaitu di Hotel Sokha Phnom Penh, Kamboja, Selasa (8/11/2022). ANTARA/Azis Kurmala/am.

Indonesia menekankan pentingnya pendekatan segera dengan semua pemangku kepentingan sesuai mandat konsensus.

Sembilan kepala negara dan pemerintahan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara akan berdiskusi dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-40 dan Ke-41 ASEAN serta serangkaian KTT terkait.

Pada KTT Ke-40 dan Ke-41 ASEAN, pemerintah militer Myanmar tidak akan menghadiri KTT atau pertemuan terkait lainnya.

Namun, pemerintah Kamboja minta Myanmar, yang berada di bawah kekuasaan militer sejak Februari 2021, untuk mengirim perwakilan nonpolitik.  Akan tetapi, junta Myanmar menjawab bahwa mereka kali ini tidak akan mengirim siapa pun ke KTT dua tahunan itu.

Kamboja menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT Ke-40 dan Ke-41 ASEAN di Phnom Penh, Ibu Kota Kamboja, pada tanggal 10-13 November 2022.

Dalam KTT ASEAN tahun ini, Kamboja sebagai ketua mengusung tema “ASEAN: Mengatasi Tantangan Bersama” .

Tema tersebut menggarisbawahi semangat ASEAN tentang “kebersamaan” sebagai satu komunitas dan kemauan bersama dalam upaya kolektif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.

“Kebersamaan” menekankan pendekatan berorientasi aksi ASEAN yang didasarkan pada keterbukaan, iktikad baik, solidaritas, dan harmoni dalam keluarga ASEAN.

Di bawah tema ini, Kamboja berusaha membangun Komunitas ASEAN yang harmonis  dan damai, stabil, serta sejahtera, yang mendukung keterlibatan ASEAN dengan kawasan yang lebih luas dan tanggapan regional terhadap dampak dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tantangan regional dan global.

Ini termasuk pandemi COVID-19, perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan, persaingan antara kekuatan besar, proteksionisme, sengketa wilayah, perang dagang dan persaingan teknologi, dan ancaman keamanan tradisional dan non-tradisional lainnya.

Sementara itu, logo ASEAN kali ini yaitu bunga teratai, mewakili bentuk seni Khmer yang berasal dari ukiran relief di dinding kuil Khmer kuno, yang menggambarkan kemurnian dan regenerasi diri.

Laman www.asean2022.mfaic.gov.kh menggambarkan bunga teratai terbungkus indah dalam lingkaran emas dengan lambang ASEAN di tengahnya untuk melambangkan kemakmuran dan harmoni dalam perdamaian.

Penempatan simbol-simbol ini secara cermat merupakan perwujudan semangat dan upaya bersama dari 10 negara ASEAN yang diikat bersama oleh persahabatan dan solidaritas dengan tujuan bersama untuk mengatasi semua tantangan menuju pembangunan Komunitas ASEAN yang inklusif dan berkelanjutan sekarang dan di masa depan.

Warna biru pada enam kelopak bunga melambangkan perdamaian, stabilitas, kepercayaan, kepercayaan diri, solidaritas, dan kerja sama yang merupakan cita-cita utama ASEAN.

Warna merah dari empat kelopak bunga melambangkan kehidupan, kesehatan, keberanian, dan dinamisme ASEAN.

Lingkaran emas menandakan keagungan, kesuksesan, pencapaian, kemenangan seputar proses pembangunan Komunitas ASEAN, serta rasa kebersamaan dan persatuan ASEAN. Warna campuran melambangkan keragaman etnis dari 10 Negara Anggota ASEAN.

Agar pelaksanaan KTT ASEAN berjalan aman dan lancar, Kamboja meningkatkan penjagaan keamanan di sejumlah lokasi, antara lain, Bandar Udara Internasional Phnom Penh, hotel tempat KTT, serta beberapa jalan utama.

Sekitar 10.000 polisi dikerahkan di Phnom Penh untuk menjaga keamanan selama KTT ASEAN berlangsung

Beberapa pasukan yang dikerahkan juga dilatih keterampilan, termasuk teknik pertahanan dan kerja sama dengan pasukan khusus negara lain.

Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Hun Sen mengatakan Kamboja akan mengarahkan upaya kolektif ASEAN untuk menyelesaikan tugas-tugas penting, terutama mempercepat proses pembangunan Komunitas ASEAN yang adil, kuat, dan inklusif, yang sejalan dengan semangat inti ASEAN: Satu Visi, Satu Identitas, dan Satu Komunitas.

Dalam hal ini, Kamboja ingin menggarisbawahi prioritas utama untuk tahun 2022 sebagai berikut: Pertama, Pilar Politik dan Keamanan: Kamboja akan fokus pada penguatan ASEAN Centrality dan ASEAN Unity, baik untuk mekanisme regional maupun kerjasama mitra eksternal, berdasarkan ASEAN Way and Principles yang diatur dalam ASEAN Charter, Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia, dan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik.

Selain itu, ASEAN harus tangguh dan kuat terhadap tekanan dan pengaruh yang berasal dari meningkatnya persaingan geopolitik, kejahatan transnasional, terorisme, perubahan iklim, dan penyakit menular untuk memastikan jalan ke depan dalam perdamaian, keamanan, dan kemakmuran.

Kedua, Pilar Ekonomi: Kamboja akan mempromosikan implementasi yang efektif dari semua inisiatif dan langkah-langkah yang disepakati serta meningkatkan perjanjian perdagangan secara maksimal untuk mempercepat pemulihan pertumbuhan ekonomi, dan memastikan bahwa ASEAN tetap menjadi pusat perdagangan dan investasi yang menarik dan dinamis dengan meningkatkan konektivitas fisik dan digital; penguatan kapasitas UMKM; dan mempromosikan kewirausahaan di kalangan perempuan dan pemuda; serta prioritas lain yang ditujukan untuk mempersempit kesenjangan pembangunan serta memajukan integrasi regional.

Ketiga, Pilar Sosial Budaya: Kamboja akan memperkuat pengembangan sumber daya manusia untuk menjawab kebutuhan di lapangan untuk membangun komunitas, mempromosikan partisipasi perempuan dan pemuda dalam membangun dan memelihara perdamaian, dan mengembangkan sistem perlindungan sosial yang inklusif.

Prioritas utama lainnya adalah penguatan people-to-people bond untuk meningkatkan semangat One ASEAN Identity.

Kamboja akan terus menggalang dukungan dan kerja sama untuk mencapai tujuan membangun tiga Komunitas ASEAN, sejalan dengan Visi Komunitas ASEAN 2025.

Selain itu, Kamboja akan mempercepat pengembangan Visi Komunitas ASEAN Pasca-2025.

Sebagai Ketua ASEAN 2022, Kamboja berkomitmen untuk memimpin ASEAN dengan tema “ASEAN A.C.T.: Addressing Challenges Together (Mengatasi Tantangan Bersama)” untuk keharmonisan, perdamaian, dan kemakmuran di seluruh kawasan.


Konsensus Lima Poin

Usai pertemuan khusus menteri luar negeri ASEAN Oktober lalu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjelaskan bahwa para pemimpin ASEAN akan mengkaji implementasi Konsensus Lima Poin yang disepakati pada KTT April tahun lalu untuk merespons krisis politik di Myanmar pascakudeta militer.

Hal tersebut dilakukan karena mereka menilai tidak ada kemajuan signifikan dalam pelaksanaan konsensus itu.

Menlu Retno menyatakan Presiden RI Joko Widodo mengirim surat kepada Perdana Menteri Kamboja Hun Sen sebagai Ketua ASEAN mengenai pentingnya para pemimpin ASEAN membahas implementasi Konsensus Lima Poin untuk membantu penyelesaian krisis Myanmar.

Surat tersebut, kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, telah dibalas oleh Hun Sen yang menugaskan para menlu negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk bertemu dan menyusun rekomendasi terkait implementasi konsensus tersebut.

Konsensus Lima Poin menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.

Indonesia dan negara ASEAN lainnya telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran dan kekecewaan pada macetnya implementasi Konsensus Lima Poin untuk membantu penyelesaian krisis Myanmar.

Konsensus Lima Poin adalah keputusan para pemimpin ASEAN. Konsensus itu merupakan hasil dari suatu pertemuan khusus di mana Jenderal Min Aung Hlaing juga hadir dan ditujukan untuk membantu Myanmar mengatasi krisis politiknya.

Indonesia menekankan pentingnya pendekatan segera dengan semua pemangku kepentingan sesuai mandat konsensus.

Namun, pendekatan tersebut, termasuk dengan junta militer, semata-mata dilakukan untuk mengimplementasikan konsensus dan bukan merupakan pengakuan terhadap junta sebagai pemerintah Myanmar, kata Menlu RI.

Dengan melakukan pendekatan kepada seluruh pemangku kepentingan, ASEAN akan dapat menjalankan fungsinya untuk memfasilitasi berlangsungnya dialog.

Dialog nasional itu diharapkan akan dapat membahas masa depan Myanmar. Masalah Myanmar hanya akan dapat diselesaikan oleh rakyat Myanmar sendiri.

Oleh karena itu dialog di antara mereka menjadi sangat penting.



Baca juga: Presiden Korea Selatan bakal hadiri KTT ASEAN dan G20

Baca juga: Mahfud: Kerja sama HAM dan demokrasi akan dibahas dalam KTT ASEAN





 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2022