Hani mengatakan badan usaha tersebut akan berbentuk perusahaan gabungan, berkolaborasi dengan dua perusahaan lainnya yang belum bisa diungkapkan pada publik.
Baca juga: Jakkon: Pameran Among Jiwo jadi jalan pembuka bagi Ikonik Indonesia
Baca juga: Jakkon: Pameran Among Jiwo jadi jalan pembuka bagi Ikonik Indonesia
"Kami kolaborasi dengan dua perusahaan lain. Targetnya pada Desember 2022 akan terbit legal aspect-nya sehingga 2023 sudah bisa running," ucap Hani di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu.
Badan usaha baru tersebut, kata Hani, tidak akan jauh dari bisnis bidang perencanaan, arsitektur, desain, dan urbanism, yang akan bergerak pada aspek setelah konstruksi pada satu bangunan atau suatu fasilitas dengan penetapan standarisasi saat pengoperasian.
"Jadi setelah proses konstruksi, istilahnya masuk kembali untuk buat standarisasi, misal mau buat green building, maka kita harus kelola sampahnya bagaimana, membiasakan perilaku kita bagaimana, kemudian pengurangan bahan kimia untuk merawat bangunan bagaimana nah sampai begitu," ucap Hani.
Sejumlah bangunan yang akan mendapatkan fasilitas tersebut, kata Hani, terutama aset yang perencananya merupakan Jakkon, seperti Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta International Equistrian Park, dan lainnya.
Hani menyebut bahwa badan usaha baru ini, akan menjadi salah satu pengembangan yang dilakukan Jakkon, selain unit usaha baru yang mulai digarap akhir 2022 ini yang bernama Ikonik Indonesia.
Baca juga: Jakkon dukung transisi endemi lewat tanding sepak bola di JIS
Baca juga: Jakkon dukung transisi endemi lewat tanding sepak bola di JIS
Ikonik Indonesia merupakan unit dari Jakkon yang akan terjun dalam bidang Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) dengan tujuan untuk memberi ruang pada masyarakat dengan mengoptimalkan fungsi dari bangunan atau ruang ikonik.
"Karena di Indonesia itu banyak venue atau ruang yang ikonik namun belum termanfaatkan lebih jauh, di sisi lain banyak individu yang membutuhkan ruang untuk berekspresi. Kami ingin memberi aktivasi ruang itu dengan jiwa dan gagasan dari para individu tersebut," ucap Hani.
Langkah awal dari Ikonik Indonesia yang akan berjalan dengan menggunakan skema kolaborasi, disebutkan Hani, adalah pameran sketsa, gambar, dan lukisan yang dibuat dari medium berbeda-beda hasil karya jurnalis senior sekaligus seniman Yusuf Susilo Hartono di Museum Nasional Jakarta, yang dibuka Rabu ini.
"Pameran Among Jiwo bisa disebut soft launching dari aktivasi satu unit baru bernama Ikonik Indonesia yang akan menyentuh ruang-ruang ikonik seperti Museum Nasional ini dan dijalankan dengan konsep kolaborasi berbagai pihak," ucapnya menambahkan.
Baca juga: Wapres kunjungi Museum Nasional Peradaban Mesir
Baca juga: Wapres kunjungi Museum Nasional Peradaban Mesir
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022