Kepala Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada Rabu (9/11/2022) bahwa harga minyak "yang bercumbu dengan 100 dolar AS" adalah risiko nyata bagi ekonomi global, menambahkan ia terkejut dengan keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi pada pertemuan 5 Oktober.Keputusan ini dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada inflasi dan melemahkan ekonomi global
Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mengatakan di masa lalu negara-negara produsen minyak telah mengambil keputusan yang menenangkan pasar.
"Keputusan ini dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada inflasi dan melemahkan ekonomi global," kata Birol kepada Reuters di sela-sela konferensi iklim COP27 di Mesir.
Baca juga: Harga minyak anjlok, pasar khawatir COVID China dan lonjakan stok AS
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dikenal sebagai OPEC+ memutuskan untuk menurunkan produksi yang ditargetkan sebesar 2 juta barel per hari (bph) pada Oktober, meskipun ada tentangan terhadap pemotongan dari Amerika Serikat dan lainnya.
Kelompok berikutnya akan bertemu di Wina pada 4 Desember.
Birol mengatakan bahwa pejabat dari negara-negara berkembang yang menghadiri konferensi iklim telah menunjuk harga minyak yang tinggi sebagai pendorong inflasi.
Baca juga: IEA: krisis energi titik balik menuju masa depan lebih bersih dan aman
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022