• Beranda
  • Berita
  • Dolar menguat di Asia jelang data inflasi AS, sementara kripto jatuh

Dolar menguat di Asia jelang data inflasi AS, sementara kripto jatuh

10 November 2022 08:58 WIB
Dolar menguat di Asia jelang data inflasi AS, sementara kripto jatuh
Ilustrasi - Uang kertas Dolar AS terlihat dalam ilustrasi ini yang diambil pada 17 Juli 2022. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/pri. (REUTERS/DADO RUVIC)
Dolar mendapatkan kembali pijakannya di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi menjelang data inflasi utama AS yang akan dirilis hari ini, sementara mata uang kripto jatuh setelah kesepakatan bailout untuk bursa FTX oleh saingannya yang lebih besar Binance gagal.

Greenback melonjak semalam terhadap rekan-rekannya dan mempertahankan kenaikan tersebut di awal perdagangan Asia, mendorong yen Jepang menjauh dari level tertinggi sekitar dua minggu di sesi sebelumnya. Yen terakhir dibeli 146,28 per dolar.

Euro tertatih-tatih sedikit di atas paritas di 1,0016 dolar, agak jauh dari level tertinggi hampir dua bulan di awal minggu. Sterling terakhir berdiri di 1,1360 dolar setelah meluncur 1,6 persen semalam.

Investor sekarang memperhatikan angka inflasi AS yang diawasi ketat yang akan dirilis pada Kamis, di mana kenaikan harga yang kuat kemungkinan akan memperkuat kampanye agresif Federal Reserve (Fed) dalam pengetatan kebijakan moneter.

Baca juga: Dolar menguat, investor tunggu hasil pemilu sela AS dan data inflasi

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan tahunan dalam indeks harga konsumen utama akan mencapai 8,0 persen untuk Oktober.

"Sampai kemarin ... pasar tampak seolah-olah akan diposisikan untuk data yang lebih rendah dari perkiraan, yang saya pikir cukup berbahaya, mengingat lima dari enam bulan terakhir telah menghasilkan kenaikan mengejutkan," kata Kepala Strategi Valas National Australia Bank, Ray. Attrill.

"Saya kira ada setiap peluang kita akan melihat koreksi yang lebih lama pada aset-aset berisiko jika kita memang melihat kejutan positif, karena pasar akan dipaksa untuk memperkirakan The Fed dengan kenaikan lebih tinggi, atau lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama."

Dolar telah kehilangan tenaga selama beberapa minggu terakhir di tengah harapan bahwa The Fed dapat mengurangi kenaikan suku bunga yang besar segera setelah Desember.

Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS menguat di 110,30, setelah naik hampir 0,8 persen semalam.

Baca juga: Harga emas jatuh 2,30 dolar, dipicu penguatan dolar dan ambil untung

Aussie yang sensitif terhadap risiko terakhir naik 0,05 persen pada 0,6434 dolar AS, sementara kiwi naik 0,11 persen menjadi 0,5890 dolar AS. Keduanya telah jatuh lebih dari 1,0 persen semalam.

Greenback juga menerima kenaikan dari kejatuhan kripto yang memperburuk sentimen risiko dan karena saham AS jatuh semalam, di tengah hasil yang menunjukkan bahwa kemenangan Partai Republik dalam pemilihan paruh waktu tampak lebih moderat dari yang diperkirakan.

Dalam pergantian peristiwa terbaru di dunia kripto, Chief Executive Officer FTX Sam Bankman-Fried mengatakan kepada karyawan bahwa dia sedang menjajaki semua opsi untuk perusahaannya setelah kesepakatan bailout yang menakjubkan dengan bursa saingannya Binance runtuh pada Rabu (9/11/2022)

Hanya sehari sebelumnya, raksasa kripto Binance telah menandatangani perjanjian tidak mengikat untuk membeli unit FTX non-AS guna membantu menutupi "kegentingan likuiditas".

Baca juga: Harga minyak anjlok, pasar khawatir COVID China dan lonjakan stok AS

“Saya pikir ada sedikit penularan dari apa yang terjadi di kripto ke pasar yang lebih luas …. Tampaknya ada efek yang meresahkan,” kata Attrill dari NAB.

Token asli FTX, FTT, terakhir naik 28,35 persen pada 1,947 dolar AS, meskipun kerugian bulanannya lebih dari 90 persen. Bitcoin naik 2,0 persen menjadi 16.207 dolar AS, setelah jatuh ke level terendah dua tahun di 15.632 dolar AS di sesi sebelumnya.

Baca juga: Regulator AS sebut gejolak uang kripto menggarisbawahi risiko industri
Baca juga: Indodax berharap literasi masyarakat soal aset digital terus meningkat

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022