• Beranda
  • Berita
  • Jepang sebut sedang mengawasi pergerakan valas dan siap merespons

Jepang sebut sedang mengawasi pergerakan valas dan siap merespons

11 November 2022 07:46 WIB
Jepang sebut sedang mengawasi pergerakan valas dan siap merespons
Ilustrasi - Mata uang Euro, dolar Hong Kong, dolar AS, yen Jepang, pound, dan uang kertas 100 yuan China. ANTARA/REUTERS/Jason Lee/aa.
Diplomat utama mata uang Jepang Masato Kanda mengatakan pada Jumat bahwa dia mengamati dengan seksama pergerakan pasar valuta asing dengan rasa urgensi dan pihak berwenang siap untuk mengambil tindakan, jika diperlukan.

Kanda berbicara setelah data harga konsumen AS yang lebih lemah dari perkiraan menurunkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed) yang agresif, mengirim dolar turun 4 yen semalam terhadap mata uang Jepang.

"Kami akan mengamati dengan cermat pergerakan mata uang dan merespons dengan tepat jika perlu," Kanda, Wakil Menteri Keuangan untuk Urusan Internasional mengatakan kepada wartawan di kementerian tersebut.

Dolar turun tajam karena harga konsumen AS naik lebih rendah dari yang diperkirakan pada Oktober. Yen Jepang pada satu titik naik dengan kenaikan satu hari terbesar sejak 2008, mencapai 140,9350 terhadap dolar.

Baca juga: Dolar jatuh, dipicu data inflasi AS lebih rendah dari perkiraan

Pada Jumat pagi di Tokyo, dolar berada di sekitar 141,57 yen.

Kenaikan tajam yen terjadi setelah jatuh lebih dari 20 persen terhadap dolar tahun ini, mendorong pihak berwenang untuk masuk ke pasar pada September guna menopang yen untuk pertama kalinya sejak 1998. Mereka melakukan intervensi lebih lanjut bulan lalu ketika dolar menguat ke tertinggi 32 tahun mendekati 152 yen.

Di masa lalu, intervensi Jepang lebih banyak dilakukan untuk melemahkan yen dan mendukung sektor ekspor, dengan membeli dolar dan menjual yen.

Penurunan dolar terbaru dapat memperumit respons Jepang terhadap pasar mata uang.

Departemen Keuangan AS pada Kamis (10/11/2022) mengatakan tidak ada mitra dagang utama yang memanipulasi nilai tukarnya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang tidak adil hingga Juni 2022. Sebagian besar intervensi terlihat ditujukan untuk memperkuat mata uang, bukan melemahkannya, kata Departemen Keuangan dalam laporan semi-tahunan.

"Saya mengerti bahwa itu menggambarkan (kebijakan mata uang Jepang) sebagai sangat transparan," tambah Kanda.

Baca juga: Dolar merosot jelang keputusan Fed, yen dan Aussie menguat
Baca juga: Mantan diplomat mata uang Furusawa: Jepang tidak dukung yen yang lemah


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022