"Peningkatan jumlah penderita diabetes dapat dicegah jika dilakukan upaya promotif dan preventif yang baik kepada masyarakat," kata Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono di Jakarta, Selasa.
Menurut data yang dipublikasikan oleh Center for Health Economics and Policy (CHEP) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) pada 2016, Pemerintah Indonesia menghabiskan 74 persen dari biaya pengobatan diabetes untuk menangani komplikasi yang muncul akibat diabetes.
Menurut data International Diabetes Federation pada 2021, saat ini terdapat 537 juta orang berusia 20 hingga 79 tahun di dunia, atau 10,5 persen dari total penduduk pada usia yang sama, yang hidup dengan diabetes.
Apabila tidak ada intervensi, angka ini diproyeksikan akan meningkat, mencapai 643 juta pada 2030 dan 784 juta pada 2045.
Di Indonesia, jumlah orang dengan diabetes terus meningkat dari 10,7 juta pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021. Indonesia kini menduduki peringkat kelima dengan jumlah orang dengan diabetes terbanyak di dunia, naik dari peringkat ketujuh pada 2019.
Menurut Dante, tiga strategi pencegahan diabetes yang kini ditempuh pemerintah, di antaranya edukasi kepada orang yang belum terkena diabetes, deteksi dini orang yang memiliki faktor risiko diabetes, dan mengobati hingga terkontrol faktor risiko komplikasi pada orang yang sudah terdiagnosis.
Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia 2022, Kemenkes bersama Novo Nordisk menggelar edukasi gaya hidup sehat serta kesadaran untuk melakukan skrining faktor risiko dan gula darah, sebagai pencegahan dan pengelolaan diabetes.
Market Access & Public Affairs Director Novo Nordisk Indonesia Banarsono Trimandojo mengatakan
kegiatan bertajuk Diabetes Walk itu mengusung tema BE DiaBEST (Bersama Edukasi Diabetes Supaya Terkendali).
Pada kegiatan yang dilaksanakan di Plaza Gedung Sate, Bandung, Novo Nordisk Indonesia dan semua mitranya mengajak masyarakat untuk beraktivitas fisik melalui senam aerobik dan jalan sehat, mengecek kesehatan, terutama faktor risiko dan kadar gula darah, dan juga memahami diabetes melalui talkshow kesehatan dan Lomba “Isi Piringku”.
“Karena itu, kami memberikan upaya terbaik untuk mengedukasi masyarakat, agar mereka dapat memahami diabetes untuk pencegahan dan penanganan yang lebih optimal,” katanya.
Selain Diabetes Walk, juga dihelat skrining kesehatan di daerah terpencil dan sangat terpencil, peluncuran fitur Diabetes Registry & Diary di aplikasi PrimaKu, serta Gedung Sate Blue Light yang merupakan bagian dari Blue Monument Challenge.
Skrining kesehatan di daerah terpencil dan sangat terpencil dilakukan dalam naungan program Affordability Project yang dilakukan di 46 titik Puskesmas dan desa di Provinsi Jawa Barat.
Sementara peluncuran fitur Diabetes Registry & Diary di aplikasi PrimaKu adalah bagian dari program Changing Diabetes® in Children (CDiC). Melalui fitur ini, orangtua atau keluarga anak-anak diabetes tipe 1 dapat mendaftarkan anak untuk mengikuti program CDiC, serta mencatatkan keadaan kesehatan anak-anaknya, termasuk kadar gula darah.
Data yang dicatatkan di aplikasi ini akan membantu dokter untuk memberikan penanganan yang lebih tepat.
Hari Diabetes Sedunia diperingati setiap tanggal 14 November setiap tahun. Adapun tema tahun ini adalah "Education to Protect Tomorrow".
Hari Diabetes Sedunia dicanangkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit gula darah. Peringatan ini pertama kali dicetuskan oleh Organisasi International Diabetes Foundation (IDF) dan World Health Organization (WHO) pada 1991.
Baca juga: Epidemiolog: Hari Diabetes Sedunia momentum perkuat sosialisasi Germas
Baca juga: Gula darah tinggi bukan hanya karena makanan terbuat dari gula
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022