Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar di Batang, Rabu, mengatakan bahwa momentum tersebut sangat berarti bagi PGN dan stakeholders dimana pengembangan infrastruktur gas bumi merupakan wujud nyata komitmen pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan swasta, serta sinergi seluruh pemangku kepentingan memulai proses penyaluran energi bersih ramah lingkungan dan ketersediaan energi yang berkelanjutan bagi KITB.
"Batang adalah the last hidden golden land on Java for industri. Dengan hadirnya infrastruktur gas bumi di KITB ini maka kawasan yang sebelumnya tersembunyi, tertutup, akan terkuak dan akan terlihat. Tingkat occupancy investor ke Batang penuh sekaligus bisa jadi penggerak ekonomi baru karena dapat menyerap banyak tenaga kerja," katanya.
Dikatakan, pembangunan jaringan pipa distribusi ke KIT Batang yang akan dibangun berdiameter 8 inch sepanjang 7,3 kilometer dengan tekanan 17 Barg, kapasitas alir dari pipa ini sebesar 25 MMSCFD.
"KIT Batang berpotensi menyerap gas bumi maksimal 24,8 MMSCFD yang terdiri dari 14 tenant," katanya.
Adapun untuk sumber gas, kata dia, berasal dari PEPC Jambaran Tiung Biru (JTB) yang ditargetkan akan siap beroperasi pada 2023 setelah seluruh jaringan pipa beserta infrastruktur pendukungnya telah tersedia.
Menurut Achmad Muchtasyar, konsep Kawasan Industri Terpadu Batang nantinya akan terintegrasi dengan perumahan, layanan kesehatan, serta rantai suplai antarpabrik.
Dengan demikian, lanjut dia, PGN berpeluang mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk bisa melayani perumahan, usaha menangah, dan retail.
"PGN siap berkolaborasi dengan berbagai pihak demi kehandalan infrastruktur maupun pasokan gas bumi di Jawa Tengah. Tidak hanya di Batang, masih banyak kawasan industri di Jawa Tengah yang potensial menggunakan gas bumi," katanya.
Apalagi jika Jawa Tengah nanti telah dilalui oleh konektivitas Pipa Cisem dan Gresem, kata dia, maka akan lebih sustain untuk menjangkau berbagai titik wilayah dan muaranya akan memberi dampak positif terhadap daya saing industri, serta pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
Asisten Deputi Energi Minyak dan Gas Kementerian BUMN Abdi Mustakim mengatakan KIT Batang merupakan proyek strategis nasional yang mengutamakan gas bumi.
Pipa Gresik-Semarang siap untuk mengalirkan gas bumi dari JTB ke KITB termasuk pipa Cisem yang sedang pararel disiapkan oleh Kementerian ESDM.
Sementara itu, Perwakilan Dirjen Migas Kementerian ESDM Agung Kuswardono menyebutkan pihaknya telah mengalokasikan sekitar Rp1 triliun untuk pipa transmisi dan pipa distribusi PGN yang akan melengkapi sampai ke pelanggan hilir.
"Menteri ESDM memberikan arahan untuk segera merencanakan integrasi infrastruktur dan pasokan untuk kehandalan dan ketersediaan energi dapat dirasakan masyarakat," katanya.
Direktur Utama Kawasan Industri Terpadu Batang Ngurah Wirawan mengaku telah lama menantikan momentum tersebut dan pada tahap pertama, sudah ada 12 tenant dari total 13 tenant yang telah mendaftar ingin mendapatkan layanan gas bumi PGN.
Baca juga: PGN catat laba bersih Rp4,54 triliun pada triwulan III 2022
Baca juga: Subholding Gas Pertamina PGN dan BOTAS kerja sama gas bumi di Turki
Pewarta: Kutnadi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022