• Beranda
  • Berita
  • Muhammadiyah harus dapat hijrahkan warganya jadi mental pengusaha

Muhammadiyah harus dapat hijrahkan warganya jadi mental pengusaha

17 November 2022 13:03 WIB
Muhammadiyah harus dapat hijrahkan warganya jadi mental pengusaha
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Mumahhadiyah Anwar Abbas. (ANTARA/HO-Muhammadiyah)

Menghijrahkan budaya dari employee mentality ke entrepreneur mentality

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar abbas berpendapat Muhammadiyah ke depannya harus dapat menghijrahkan warganya menjadi mental pengusaha dari budaya mental karyawan.

"Tugas berat yang terpikul di pundak pimpinan Muhammadiyah masa depan yaitu bagaimana mereka bisa menghijrahkan budaya dan mentality dari sebagian pengurus dan warganya, dari employee mentality ke entrepreneur mentality," ujar Anwar Abbas dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, bila itu dapat terjadi maka keinginan Muhammadiyah untuk membangun peradaban tentu akan semakin mudah karena memiliki kekuatan finansial untuk menopang maksud dan tujuannya.

Ia menyampaikan, Muhammadiyah boleh dikatakan sudah maju dalam bidang pendidikan dan pelayanan sosial.

Baca juga: Presiden apresiasi dakwah kepeloporan ekonomi oleh Pemuda Muhammadiyah

Baca juga: Jokowi apresiasi peran Muhammadiyah pada kesehatan dan ekonomi


"Hal itu terbukti dari besarnya jumlah amal usahanya dalam kedua bidang tersebut apakah itu berupa sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, klinik, panti asuhan, serta jaringan Lazismu dalam bidang filantropi," tuturnya.

Kendati demikian, lanjut dia, dalam bidang ekonomi dan bisnis Muhammadiyah tampak belum begitu menonjol meskipun dalam sektor keuangan Muhammadiyah punya beberapa amal usaha berupa BPRS dan BTM (Baitut Tamwil Muhammadiyah) serta dalam sektor riil Muhammadiyah punya beberapa buah hotel, pompa bensin, ladang sawit, taman rekreasi dan lain-lain, namun ukurannya masih terbilang kecil.

Ia mengemukakan, dalam muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015 lalu Muhammadiyah telah memancangkan pilar ketiga, yaitu pilar ekonomi dan bisnis disamping pilar pendidikan dan pelayanan kesehatan yang sudah ada.

Selama periode 2015-2020/2022 berbagai usaha dan upaya sudah dilakukan, tapi tampaknya belum begitu berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

"Hal ini terkait erat dengan masalah budaya dan mentality. Mentality yang dominan di muhammadiyah adalah employee mentality belum entrepreneur mentality," katanya.

Melalui muktamar ke-48 Muhammadiyah di Solo, Jawa Tengah nanti, ia berharap, Muhammadiyah dapat lebih serius lagi dalam membangun dan mengembangkan pilar ketiga yang sudah diusungnya tujuh tahun yang lalu itu.

Ia berharap masa depan Muhammadiyah dapat jauh lebih baik dalam segala hal dari saat ini.

Baca juga: BI dan PP Muhammadiyah sepakati kerja sama perkuat ekonomi syariah

Baca juga: Pemerintah didorong Muhammadiyah perhatikan nasib koperasi
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022