• Beranda
  • Berita
  • Kepala BPOM pimpin doa bagi pasien meninggal akibat ginjal akut

Kepala BPOM pimpin doa bagi pasien meninggal akibat ginjal akut

17 November 2022 14:19 WIB
Kepala BPOM pimpin doa bagi pasien meninggal akibat ginjal akut
Kepala BPOM RI Penny K Lukito (tengah) saat memimpin doa bersama bagi pasien meninggal dan dalam perawatan akibat gangguan ginjal akut yang diselanggarakan jelang agenda konferensi pers di Gedung BPOM RI, Jakarta, Kamis (17/11/2022). ANTARA/Andi Firdaus/am.

Timbulnya korban akibat gangguan ginjal akut yang dikaitkan dengan obat sirop beracun di Indonesia perlu diambil pelajaran untuk perbaikan sistem kesehatan di Indonesia.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Penny K Lukito memimpin doa bersama untuk para pasien gangguan ginjal akut yang meninggal dunia, saat memulai agenda konferensi pers, Kamis siang.

"Sebelum memulai, mari kita berdoa untuk mereka yang meninggal dan yang sakit segera pulih kembali," katanya saat memimpin pelaksanaan doa bersama di Gedung BPOM  Jakarta.

Penny mendoakan agar mereka yang meninggal dunia mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan YME, sementara mereka yang masih menjalani perawatan dapat diberikan kekuatan untuk segera pulih.

Ia mengatakan, timbulnya korban akibat gangguan ginjal akut yang dikaitkan dengan obat sirop beracun di Indonesia perlu diambil pelajaran untuk perbaikan sistem kesehatan di Indonesia.

"Jangan sampai kejadian ini menjadi sia-sia," katanya.

Menurut dia BPOM bersama instansi terkait pemerintah sedang bekerja keras untuk segera memulihkan situasi. "Kematian akibat gagal ginjal anak yang diakibatkan obat sirop tidak akan terjadi lagi," kata Penny K Lukito.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril mengatakan bahwa angka kasus gangguan ginjal akut pada anak tidak bertambah dalam dua pekan terakhir.

Menurut data pemerintah pada 15 November 2022, jumlah penderita gangguan ginjal akut seluruhnya 324 orang dengan perincian 111 orang sudah sembuh, 199 orang meninggal, dan 14 orang masih menjalani perawatan intensif.

"Sejak 2 November 2022 sampai sekarang, atau dua pekan terakhir, terjadi penurunan kasus. Artinya, kasus tidak bertambah, sehingga tetap 324 kasus dalam dua pekan terakhir," demikian Mohammad Syahril.

Baca juga: BPOM menemukan 6.001 kaitan obat yang berisiko merusak ginjal

Baca juga: Kemenkes-BPOM perkuat kerjasama untuk perbaiki sistem pengawasan obat

Baca juga: Kejagung menyiapkan JPN untuk mendukung BPOM menghadapi gugatan sirup obat di PTUN

Baca juga: BPOM mengimbau pasien untuk aktif melaporkan efek samping obat ke Pharmacovigilance

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022