"Kegiatan WPF ke-8 yang dihadiri 30 delegasi dari luar negeri dan ditambah dalam negeri merupakan salah satu agenda menunjang Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah," kata Ketua Panitia Muktamar Muhammadiyah sekaligus panitia WPF ke-8 Sofyan Anif di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis.
Forum perdamaian dunia yang berlangsung Kamis hingga Jumat (18/11) itu membawa isu terkait dengan perdamaian dunia, seperti yang disampaikan dari berbagai negara peserta yang hadir.
"Kami mengundang beberapa narasumber dari berbagai negara dan tokoh-tokoh lintas agama. Jadi, ternyata masalah perdamaian dunia yang lebih kepada dimensi aspek kemanusiaan itu masih cukup keras," tambah Sofyan.
Sehingga, lanjutnya, perlu ada solusi atau jalan keluar dengan Indonesia sebagai bangsa bersemboyan Bhinneka Tunggal Eka dan berideologi Pancasila bisa dijadikan sebagai contoh untuk menyatukan seluruh dunia.
Baca juga: Din Syamsuddin, Mahathir berbagi pandangan tentang umat Islam saat ini
Sementara itu, Ketua World Peace Forum serta Chairman CDCC Din Syamsuddin mengatakan hal itu sebagai bagian dari Islam moderat, yang salah satu konsepnya adalah tingginya toleransi untuk menyatukan kebersamaan dan kekeluargaan antarumat.
Din berharap WPF ke-8 mencapai rumusan-rumusan lebih riil hingga kepada bentuk kegiatan guna mencapai perdamaian dunia. Hal itu menjadi kata kunci di dalam penyelesian masalah dunia.
WPF sudah mulai digelar sejak 2006 dan berlangsung dua tahun sekali. Sehingga, WPF ke-8 seharusnya dilakukan pada 2020 karena terhambat kondisi pandemi COVID-19.
"WPF ini diselenggarakan oleh CDCC yang saya pimpin sebagai Chairman. Pada acara tahun ini, dihimpitkan dengan kegiatan Muktamar ke-48 Muhammadiyah atau mengulangi pada World Peace Forum ke-3 pada 2010 yang juga diselenggarakan menjelang Muktamar Muhammadiyah," kata Din.
Tema WPF ke-8 di Surakarta ialah "Persaudaraan Kemanusiaan dan Jalan Tengah sebagai Fondasi atau Asas bagi Terwujudnya Dunia Damai, Adil, dan Sejahtera".
Baca juga: Megawati bertemu tokoh internasional jelang pembukaan WPF VIII
WPF ke-8 dihadiri sekitar 30 orang delegasi dari luar negeri yang mewakili lima benua serta ditambah peserta dalam negeri, para tokoh lintas agama, majelis agama, organisasi kemasyarakatan (ormas) bidang keagamaan, akademisi, rektor dari beberapa universitas, serta kalangan Muhammadiyah.
WPF ke-8 juga menghadirkan sejumlah tokoh dari Vatikan, Al Ashar, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Ketua MPR Bambang Soesatyo.
Menurut Din, dunia saat ini mengalami kerusakan serius, tidak hanya karena pandemi COVID-19, tetapi juga sebelum pandemi sudah terjadi krisis energi, krisis pangan, dan krisis lingkungan hidup.
Masalah-masalah tersebut kemudian mengkristal sehingga menjadi kerusakan cukup serius. Atas dasar itu, katanya, perlu ada solusi dari manusia sendiri, salah satunya dengan mewujudkan kebersamaan. Din mengatakan perlu dialog dan kerja sama antarpemeluk agama dan pendukung peradaban.
Baca juga: CDCC gelar WPF Ke-8 ajukan prinsip jalan tengah bangun dunia damai
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022