ANTARA berkesempatan melihat dan mengendarai langsung kendaraan dengan dua seat (2-seater) ini. Berikut ulasan singkatnya.
Baca juga: PLN-Star Energy kerja sama infrastruktur kendaraan listrik
Dari luar, Citroën My Ami Buggy langsung menarik perhatian karena desainnya yang menarik. Selain karena bentuknya yang unik, pandangan langsung tertuju pula pada tidak adanya jendela di dua sisi, dan pintu yang bentuknya terlihat seperti palang pembatas jalan.
Cara membukanya pun berbeda dengan mobil kebanyakan. Dari luar, ada tombol yang bisa ditekan untuk membuka pintu. Sementara dari dalam, terdapat tali berwarna kuning di pinggir bodi mobil untuk melakukan hal yang sama.
Meski tidak konvensional, mobil mampu menghadirkan nuansa berkendara dengan udara terbuka terasa lebih menyenangkan berkat ketiadaan pintu tersebut.
Baca juga: Mendorong ekosistem kendaraan listrik yang solid
Mobil memiliki ban yang kecil tapi tebal, menghadirkan elemen gaya yang menggemaskan namun tetap sporty. Menilik ke atas, terdapat atap yang bisa dibuka dan ditutup.
Lebih lanjut, kendaraan ini memiliki ruang yang cukup besar untuk menyimpan berbagai barang. My Ami Buggy hadir dengan dua jok mobil saja. Penumpang dapat meletakkan bawaan, terutama di bawah dasbor, karena ruangnya cukup luas.
Dengan leg room yang cukup luas itu, membuat berkendara terasa lebih nyaman dan tidak terasa begitu melelahkan.
Baca juga: Mobil listrik Tim Arjuna UGM ikut ramaikan KTT G20 di Bali
Di sisi lain, tak banyak yang bisa diulik dari dasbor. Terdapat port charger yang terletak pada dudukan di kusen pintu penumpang. Lalu, ada juga penyangga untuk meletakkan ponsel.
Dari sisi dapur pacu, Citroën My Ami Buggy dibekali baterai 5,5 kWh dengan motor listrik bertenaga setara 8 tenaga kuda (HP). Ini membuat mobil mampu melaju hingga jangkauan hampir 75 kilometer dalam sekali pengisian daya penuh.
Butuh penyesuaian bagi pengendara yang tak biasa mengemudikan mobil dengan setir kiri. Selain itu, mobil yang hanya satu di Indonesia ini juga memiliki tombol-tombol transmisi yang terletak di samping bawah jok pengemudi.
Sekarang, mari kita beralih ke sisi pengisian daya. Kendaraan listrik imut ini diklaim memiliki waktu 2 hingga 3 jam untuk pengisian dari 0 hingga 100 persen dengan menggunakan fast charger. Sedangkan jika mengisi daya menggunakan charger biasa, bisa memakan waktu kurang lebih 8 jam.
Bagi Citroën, kendaraan My Ami Buggy merupakan salah satu visi dan cara perusahaan dalam menggambarkan sebuah kendaraan masa depan yang dikembangkan untuk kegiatan rekreasi. Selain itu, mobil juga rasanya cocok digunakan untuk perjalanan jarak dekat.
"Melalui My Ami Buggy, Citroën memastikan pengalaman perjalanan yang berbeda dan menyenangkan dengan gaya petualang ketika mengendarai sebuah mobil listrik berbasis baterai dengan desain yang unik," kata perusahaan yang berada di payung Stellantis Group tersebut.
Berbeda dengan kendaraan rekreasi pada umumnya, My Ami Buggy diklaim sebagai sebuah mobil yang dirancang khusus dan dapat dikendarai oleh siapa pun, mulai dari remaja berusia 14 tahun hingga warga lansia dengan usia 77 tahun.
Sementara itu, Citroën My Ami Buggy dibanderol seharga 9.790 euro di Eropa, atau setara Rp161 jutaan.
Baca juga: Coba bZ4X, SUV pintar Toyota yang berharga lebih Rp1 miliar
Baca juga: VW rayakan 500 ribu pengiriman model ID ke seluruh dunia
Baca juga: DFSK Gelora E unjuk kemampuan touring Jakarta - Bali di PKBLBB
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022