“Selama 2022 ini kurang lebih sudah ada sekitar 78 ton beras fortivit yang sudah kami salurkan ke masyarakat,” kata Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil NTT Mohamad Alexander di Kupang, Jumat.
Dia mengatakan bahwa sekitar 78 ton beras fortivit tersebut sudah tersebar di seluruh kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: BKKBN NTT atasi stunting melalui upaya preventif keluarga
"Bahkan beberapa kabupaten dengan kasus stunting tertinggi di NTT mendapatkan banyak bantuan beras tersebut untuk menurunkan angka stunting," katanya.
Menurut dia, jumlah beras fortivit yang diterima setiap kabupaten berbeda-beda sesuai dengan jumlah kasus stunting di daerah tersebut.
"Bulog NTT saat ini terus memproduksi beras fortivit untuk membantu menurunkan angka stunting di daerah ini," katanya.
Baca juga: BKKBN: Perlu maksimalkan peran PKK guna turunkan kekerdilan di NTT
Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nusa Tenggara Timur saat ini kasus stunting di NTT per Agustus 2021 berada pada angka 20,9 persen, dan keluarga berpotensi risiko stunting sebanyak 603.893 KK.
Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe menilai beras fortivit yang dibagikan mampu menurunkan angka anak penderita stunting di kabupaten itu.
Beras fortivit merupakan beras yang sudah menjalani fortifikasi sehingga mengandung delapan vitamin dan mineral, di antaranya zat besi, asam folat, vitamin A, B1, B3, B6, B12, dan zinc.
Baca juga: Stunting Center di NTT diharapkan bisa diadopsi di daerah lain
"Pemerintah Kabupaten Kupang memang sangat membutuhkan bantuan dari berbagai pihak dalam upaya penanganan stunting," katanya.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022