"Terdapat sirkulasi siklonik di Laut Banda menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan dan belokan angin yang berpotensi memicu cuaca ekstrem berupa hujan ringan hingga deras di NTT," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi ketika dikonfirmasi di Kupang, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini cuaca di wilayah NTT yang berlaku selama 19-21 November.
Agung menjelaskan sirkulasi siklonik tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan (konvektif) yang menyebabkan potensi hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.
Baca juga: BMKG: Sebagian wilayah NTT memasuki musim hujan
Baca juga: BMKG: Waspadai hujan ringan-deras di sebagian NTT tiga hari ke depan
Selain itu, kata dia saat ini wilayah NTT berada di periode musim hujan dengan kondisi suhu muka laut yang cukup hangat dan labilitas lokal yang kuat.
Oleh karena itu, kata dia masyarakat perlu mewaspadai dampak hujan dan angin kencang yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir rob (banjir di wilayah pesisir), tanah longsor, pohon tumbang, jalanan licin, dan sambaran petir.
Ia menyebutkan daerah berpotensi terdampak Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Alor, Belu, Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Rote Ndao Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Timur dan Sumba Tengah.
Khusus untuk masyarakat di daerah bertopografi curam atau bergunung atau tebing, kata dia patut lebih waspada terhadap potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi waktu yang panjang.
"Masyarakat perlu bersiap untuk mengevakuasi diri ketika terjadi hujan dalam waktu yang lama agar aman dari ancaman bencana," katanya.
Agung mempersilakan masyarakat untuk terus memantau perkembangan cuaca terbaru melalui layanan informasi cuaca yang tersedia 24 jam di Stasiun Meteorologi El Tari Kupang.
Baca juga: BMKG imbau nelayan waspadai potensi gelombang 2,5 meter di Laut Sawu
Baca juga: Dua warga Desa Kalale Kabupaten Kupang terseret air banjir
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022