"Teramati dua kali guguran lava dengan jarak luncur maksimum 1.800 kilometer ke Barat Daya," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Sabtu.
Selain guguran lava, kata Agus, Gunung Merapi juga mengalami 29 kali gempa guguran, dua kali gempa fase banyak, dua kali gempa vulkanik dangkal, 66 kali gempa vulkanik dalam, serta satu kali gempa tektonik dan gempa hembusan.
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih ke luar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang dengan ketinggian sekitar 75 meter di atas puncak.
Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Merapi yang dipantau BPPTKG menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada 18 November 2022 menunjukkan laju pemendekan jarak rata-rata 0,05 cm dalam tiga hari.
Sementara itu, kata Agus, berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 11-17 November 2022, tidak teramati perubahan ketinggian, baik kubah barat daya maupun kubah tengah.
Volume kubah lava barat daya tercatat sebesar 1.616.500 meter kubik, dan kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik.
Pada pekan ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 86 mm per jam selama 65 menit di Pos Kaliurang pada 13 November 2022.
"Tidak dilaporkan terjadi lahar (hujan) maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu Gunung Merapi," ujar Agus Budi.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Baca juga: Gunung Merapi luncurkan awan panas guguran dua kali sejauh 1 km
Baca juga: Merapi alami 12 kali gempa guguran pada Selasa pagi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022