Juara Asia itu didukung mayoritas penonton di Stadion Al Bayt yang berkapasitas 60.000 orang. Sayang mereka tak bisa melengkapi upacara pembukaan yang mewah dengan penampilan luar biasa dalam laga perdananya.
Ekuador sempat mengira telah mencetak gol yang indah ketika membungkam pendukung tuan rumah saat sundulan Valencia berbuah gol. Tetapi gol ini dianulir oleh VAR karena offside.
Valencia memecah kebuntuan dengan penalti pada menit ke-16 dan menggandakan golnya tepat setelah setengah jam pertandingan.
Qatar sedikit membaik pada babak kedua.
Baca juga: Qatar turunkan striker andalannya hadapi Ekuador
Tim asuhan Felix Sanchez itu membutuhkan hasil positif dalam laga kedua Grup A melawan Senegal pada Jumat.
Qatar berusaha menghindari menjadi tuan rumah kedua setelah Afrika Selatan pada 2010 yang tersingkir pada fase grup.
Ekuador benar-benar mengekspos status debutan Piala Dunia yang disandang Qatar yang tak satu pun menciptakan peluang emas.
Padalah salam 92 tahun sejarah Piala Dunia tuan rumah tak pernah bisa dikalahkan dalam laga pembuka, masing-masing 16 kali menang dan enam kali berakhir seri.
Almoez Ali, pahlawan kesuksesan Qatar dalam Piala Asia 2019, seharusnya bisa membalaskan satu gol menjelang turun minum tetapi sundulannya melenceng dari gawang.
Ekuador membiarkan Qatar agak lebih mendominasi penguasaan bola setelah turun minum tetapi tetap menjadi tim yang lebih berbahaya.
Valencia terlihat cedera sehingga ditarik keluar lapangan pada menit ke-77, demikian AFP.
Baca juga: Piala Dunia 2022 resmi mulai
Baca juga: Emir Qatar serukan 'komunikasi yang beradab' dalam Piala Dunia
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022