"Kami percaya bahwa makna utama dari hadirnya industri teknologi finansial seperti DANA adalah memberikan akses yang mudah, aman, dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia, sehingga dapat mempersempit kesenjangan akses layanan keuangan itu sendiri," kata CEO & Co-Founder DANA Indonesia Vince Iswara dalam keterangan pers, Selasa.
"Salah satu wujud nyatanya adalah implementasi sistem Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) yang melengkapi sistem QR Indonesian Standard (QRIS) sebagai standardisasi interkoneksi pembayaran," imbuhnya.
Ia melanjutkan, kehadiran SNAP akan menghilangkan fragmentasi dari sistem pembayaran yang ada pada saat ini dan membuka lebih banyak potensi kolaborasi dalam sistem pembayaran di Indonesia.
Standardisasi yang diberlakukan SNAP juga menjadi bukti pentingnya standar nasional untuk menyeragamkan bahasa, protokol, dan instruksi yang menjadi fasilitas interkoneksi antar aplikasi.
"SNAP dapat diibaratkan sebagai bahasa ibu bagi pelaku sistem pembayaran, baik bank dan tekfin, sehingga interkoneksi dan interoperabilitas menjadi jauh lebih mudah dalam integrasi," kata Vince.
Lebih lanjut, ia mengatakan manfaat SNAP bagi pelaku industri adalah efisiensi. Jadi, dahulu yang biasa membutuhkan waktu berbulan-bulan, atau kadang bertahun-tahun untuk berintegrasi, sekarang dapat dilakukan dengan waktu lebih singkat.
Topik standardisasi sistem pembayaran kian hangat, terutama setelah peluncuran QRIS Cross Border oleh DANA Indonesia pada Agustus di Thailand.
Adapun Indonesia dan Thailand telah melakukan standardisasi pembayaran QR masing-masing, baik QRIS dan QR Thailand, atau yang disebut dengan Prompt Pay. Sekarang, kedua standardisasi ini telah bersinergi guna memudahkan para pelancong kedua negara untuk bertransaksi dan memberikan kemudahan akses bagi sektor UMKM dan pariwisata.
Chief Legal and Compliance DANA Indonesia Dina Artarini bersama dengan bank sentral dan pelaku industri kedua negara berpendapat bahwa QRIS Cross Border merupakan inovasi lanjutan dari QRIS dan telah mendorong masyarakat untuk bertransaksi nontunai.
Kebiasaan menukar uang asing sekarang dapat ditinggalkan dan pembayaran transaksi dapat dilakukan lewat ponsel. Namun, metode pembayaran baru ini membutuhkan sosialisasi yang terus menerus oleh semua pihak.
Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiwo mengungkapkan Indonesia kini sedang mempersiapkan pembukaan negara-negara lainnya, termasuk Malaysia dan Singapura dalam waktu dekat.
Bersama dengan Bank Sentral Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan ASEAN telah dilakukan pada 14 November lalu untuk memperkuat dan meningkatkan kerja sama dalam menciptakan jaringan pembayaran lintas batas yang lebih cepat dan efisien.
Baca juga: DANA kukuhkan transaksi investasi dengan Sinar Mas dan Lazada Group
Baca juga: DANA tingkatkan batas nilai saldo dan transaksi uang elektronik
Baca juga: Tembus 100 juta pengguna, DANA komitmen akomodir kebutuhan masyarakat
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022