"Kenapa tidak? Yang penting produknya ada dan harga terjangkau," kata Jongkie Sugiarto di Jakarta pada Rabu malam (23/11).
Meski begitu, terdapat hal yang harus dipahami oleh para produsen otomotif di Indonesia. Dengan tingkat pendapatan perkapita yang masih relatif rendah yakni 4.300 dolar AS per kepala membuat para produsen harus bisa membuat harga yang relatif terjangkau.
Tidak hanya itu saja, untuk bisa memakmurkan kendaraan listrik di pasar domestik para produsen otomotif juga diharapkan bisa memenuhi keinginan dan juga tren yang ada di Indonesia.
"Yang laris itu kan kendaraan dengan dimensi besar, lima pintu dan juga tujuh baris. Kalau ada yang bisa memproduksi itu dengan harga terjangkau sudah pasti laris," ucap dia.
Hingga saat ini, pasar otomotif di Indonesia memang banyak didominasi oleh kendaraan-kendaraan segmen Multi Purpose vehicle (MPV) yang memiliki kapasitas tujuh penumpang dengan lima pintu dan juga segmen Low Cost Green Car (LCGC).
"Dari 960 ribu unit itu, 40 persen di tipe 4x2 MPV (400 ribu) 22 persen itu di segmen LCGC KBH 2. Dari dua model itu saja sudah dominasi 60 persen yang berarti 600 ribu. Nah, sekarang ada ga mobil listrik, yang harganya 300 jutaan dengan spesifikasi seperti itu," tegas dia.
Untuk memasuki ranah elektrifikasi, Gaikindo sangat menyambut baik para produsen yang memberikan "jembatan" kepada masyarakat dengan menghadirkan kendaraan-kendaraan dengan teknologi hybrid.
"Hybrid itu satu lompatan dulu untuk ke listrik, dengan menggunakan hybrid itu kan juga banyak keuntungannya. Mulai dari biaya perawatan yang rendah, penggunaan konsumsi BBM yang juga murah dan tentunya polusi juga akan rendah. jadi, menurut saya, 1 juta bukan tidak mungkin nanti pada waktunya itu" tutup dia.
Baca juga: Gaikindo targetkan 975 ribu unit di 2023
Baca juga: GIIAS Semarang hadirkan teknologi dan produk terbaru kendaraan
Baca juga: Penjualan mobil baru Indonesia tembus 851 ribu unit hingga Oktober
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022