Dia menjelaskan setiap anak memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda, termasuk dalam mengkonsumsi obat-obatan.
Baca juga: Puyer Masih Relevan Untuk Anak
"Kita harus mengenal karakter anak kita, enggak semua anak suka dikasih sirop, ada juga yang enggak bisa dikasih puyer. Ada yang dikasih sirop malah muntah, kita harus tahu anak kita cocoknya apa setelah itu sampaikan ke dokternya," ujar dr Denta dalam webinar Combiphar di Jakarta, Kamis.
Pemberian obat pada anak juga harus disesuaikan dengan keluhan atau gejala yang dialami. Menurut dr Denta, orangtua harus menghindari menerka-nerka takaran obat pada anak dan lebih baik dikonsultasikan kepada dokter atau apoteker.
"Jangan asal minum obat, orangtua harus cermat memilih obat buat keluarganya baik yang dijual bebas atau dari dokter," katanya.
Lebih lanjut, dr Denta berpesan, untuk selalu membaca label, dosis dan tanggal kadaluwarsa pada kemasan obat.
Selain itu, selalu pantau reaksi obat yang diberikan kepada anak. Apabila dalam beberapa hari gejala tidak menurun segera datang ke fasilitas kesehatan.
"Selalu monitor reaksi obat pada anak. Jadi kalau habis minum obat, itu belum selesai harus dievaluasi lagi apakah obatnya bekerja baik, apa ada efek sampingnya, kalau enggak sembuh-sembuh berarti harus ke fasilitas kesehatan dan berkonsultasi," ujar dr Denta.
Baca juga: Obat puyer tambah madu solusi agar anak mau mengonsumsi obat
Baca juga: IDAI Bali rekomendasi obat puyer sebagai pengganti obat sirop
Baca juga: IDI: Obat Puyer Aman Dikonsumsi
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022