Teten mengatakan di Jakarta, Kamis, strategi pemerintah untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi RI pada 2023 ialah dengan membelanjakan produk-produk UMKM dalam negeri, baik itu untuk konsumsi, pengadaan barang dan jasa pemerintah, maupun keperluan rantai pasok industri.
Teten menjelaskan alasan ekonomi Indonesia tumbuh 5,44 persen pada kuartal II dan meningkat 5,7 persen pada kuartal III 2022 ditopang oleh konsumsi rumah tangga sebesar 54 persen.
Oleh karena itu Teten mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mengalihkan konsumsi kepada produk-produk UMKM lokal ketimbang membeli produk luar. Selain itu, Teten juga menyebut bahwa pemerintah akan membelanjakan 40 persen APBN untuk produk UMKM.
"Belanja produk UMKM ini produk lokal, produk UMKM ini terus kita gerakkan. Jadi selain konsumsi rumah tangga tadi 54 persen, sekarang belanja pemerintah pun membeli produk UMKM, 40 persen APBN kita harus dibelikan produk koperasi dan UMKM. Nah, itu yang akan menolong kita, di tengah resesi dunia kita bisa tetap tumbuh," kata Teten.
Untuk menjaga daya beli masyarakat tetap tinggi dan bisa membeli produk UMKM, Teten mengatakan pemerintah telah menykapkan bantuan sosial pada 2023. Selain itu, pemerintah juga sudah bekerja sama dengan swasta dan BUMN untuk membeli produk UMKM dan menjadikannya ke dalam rantai pasok industri.
"UMKM juga menjadi bagian dari rantai pasok ke industri, rantai pasok BUMN, rantai pasok swasta besar. Dengan cara seperti itu tahun depan kita masih optimis untuk bisa terus tumbuh," kata Teten.
Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik, kata Teten, tiap Rp400 triliun yang dibelanjakan pemerintah pada produk UMKM bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,85 persen dan menyerap lapangan kerja sebanyak 2 juta.
Baca juga: Kemenkop masifkan pertumbuhan wirausaha mulai Agustus-Desember 2022
Baca juga: OJK dorong pertumbuhan ekonomi baru lewat pengembangan UMKM
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022