Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan tiga poin penting dalam upaya mempercepat kerja sama dan memperkuat sekretariat subkawasan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines - East Asean Growth Area (BIMP-EAGA).
Tiga poin ini meliputi, pertama, melipatgandakan upaya untuk merencanakan dan melaksanakan proyek konkret melalui langkah-langkah, antara lain perumusan proyek secara konvergen dan bottom-up, kolaborasi proyek untuk menguatkan rantai pasok regional, serta upaya reskilling dan upskilling dari pelaku usaha.
"Kedua, revitalisasi konektivitas melalui pembukaan kembali atau membuat rute baru untuk mendukung perdagangan dan pariwisata. Pembangunan kembali sektor pariwisata menjadi prioritas, berkembang menjadi tangguh dan berkelanjutan," ujar Menko Airlangga saat memimpin Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) BIMP-EAGA ke-25 Tahun 2022 Retreat di Kota Pontianak, sebagaimana keterangan di Jakarta, Sabtu.
Ketiga, belajar dari agenda G20 dengan mempercepat transisi dan ketahanan energi di subkawasan, termasuk dalam mengembangkan model bisnis potensial untuk masa depan.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga mengusulkan tiga elemen yang perlu menjadi pertimbangan dalam penyusunan visi pasca 2025, meliputi peningkatan daya saing kolektif baru, pengembangan proyek berbasis aglomerasi yang bersifat subkawasan dengan melibatkan semua wilayah, serta membangun subkawasan yang berkelanjutan untuk mendukung pencapaian SDGs 2030.
Baca juga: Airlangga: Perluas kolaborasi BIMP-EAGA untuk masa depan berkelanjutan
"Mengatasi tantangan ini akan membuka peluang bagi BIMP-EAGA untuk memaksimalkan kerja sama regional yang lebih luas, seperti RCEP dan IPEF, sebagai bagian dari agenda integrasi regional,” ujar Menko Airlangga.
Dia mengatakan optimalisasi potensi BIMP-EAGA dengan memanfaatkan keunggulan komparatif atas kekayaan sumber daya alam (SDA) adalah kunci penting untuk mempercepat capaian sesuai visi 2025.
Sementara itu, para menteri dari empat negara yang hadir menegaskan kerja sama subkawasan tetap menjadi kunci untuk memastikan pembangunan regional yang berkelanjutan dan inklusif.
Mereka bersepakat BIMP-EAGA harus dapat beradaptasi dan gesit di tengah munculnya megatren seperti gangguan teknologi, perubahan iklim, maupun krisis multidimensi yang akan terjadi.
Lebih lanjut, para menteri mencatat usulan Brunei Darussalam untuk mendirikan Sekretariat BIMP-EAGA Facilitation Centre (FC) di Bandar Seri Begawan, dan berkomitmen mempercepat penyelesaian masalah ini.
"Jadi saya kira sudah saatnya kita memberikan kesempatan kepada Brunei Darussalam untuk menjadi tuan rumah BIMP-FC,” ujar Menko Airlangga.
Baca juga: Delegasi BIMP-EIGA dijamu dengan makanan khas Pontianak
Baca juga: Sutarmidji ajak anggota BIMP-EAGA cari solusi hambatan perdagangan
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022