• Beranda
  • Berita
  • Polri kerahkan tim drone sisir lokasi terisolasi di Cianjur

Polri kerahkan tim drone sisir lokasi terisolasi di Cianjur

27 November 2022 08:36 WIB
Polri kerahkan tim drone sisir lokasi terisolasi di Cianjur
Tim Drone Bidang TIK Korps Brimob Polri berdoa sebelum melakukan tugas penyisiran wilayah terisolir akibat gempa 5,6 magnitudo di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022) (ANTARA/HO-Divisi Humas Polri)

Polri mengerahkan Tim Drone Bidang TIK Korps Brimob untuk mendeteksi dan mencari kemungkinan lokasi pengungsian warga yang daerahnya terisolasi akibat gempa 5,6 magnitudo di Cianjur, Jawa Barat.

“Jadi, kami mengirim tim kecil ini menggunakan alat transportasi helikopter dari Polairud dan tim drone Brimob tersebut juga telah membawa perlengkapan drone untuk mencari kemungkinan adanya shelter-shelter warga,” kata Koordinator Tim SAR Vertical Rescue Satlat Korps Brimob Kombes Polisi Rantau Isnur Eka dalam keterangan tertulis yang diterima di Cianjur, Minggu.

Rantau menjelaskan tim khusus itu dibekali sejumlah drone atau pesawat tanpa awak yang digunakan untuk mencari dan mendeteksi kemungkinan lokasi pengungsian warga yang belum bisa ditembus kendaraan roda dua dan roda empat.

Apabila tim drone menemukan lokasi pengungsian warga, langsung melaporkan ke posko Brimob atau Posko Induk Polda Jawa Barat yang ada di Cianjur untuk ditindaklanjuti, seperti mendistribusikan bantuan atau menolong warga yang membutuhkan evakuasi.

Rantau optimistis tim tersebut bisa memberikan berbagai informasi yang akurat dalam proses pencarian mengingat penggunaan helikopter dan drone bisa lebih efektif dan efisien dalam mencari lokasi pengungsian warga.

Berdasarkan hasil pencarian yang dilakukan, Tim SAR Satlat Brimob menerima informasi dari 37 lokasi terisolasi hingga hari ini tersisa tiga lokasi, yaitu Kampung Kadu Gede, Pasir Manggu, dan Pasar Tunagan.

Menurut dia, tim drone tersebut bakal terus mencari lokasi pengungsian warga terisolasi selama satu minggu ke depan yang difasilitasi oleh Polairud. Hal ini sesuai dengan instruksi pemerintah bahwa masa penanggulangan bencana berlangsung selama 30 hari.

“Kami sudah membawa bekal untuk enam hari perjalanan," ujarnya.

Selain itu, pencarian informasi terkait desa terisolasi tersebut juga dilakukan dengan mengumpulkan informasi lisan yang disampaikan warga setempat maupun informasi yang beredar di media massa dan media sosial.

"Nah, nanti media itu bakal kami saring lagi semua informasinya," kata Rantau.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022