• Beranda
  • Berita
  • BNPB imbau warga rumahnya tak rusak berat kembali ke rumah

BNPB imbau warga rumahnya tak rusak berat kembali ke rumah

28 November 2022 23:31 WIB
BNPB imbau warga rumahnya tak rusak berat kembali ke rumah
Tangkapan layar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari (kiri atas) dalam Disaster Briefieng yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (28/11/2022). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Kalau misal rumahnya tidak mengalami kondisi seperti tiga yang saya sebutkan, ini bisa kembali lagi untuk melihat rumahnya

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga yang rumahnya tidak dalam kondisi rusak berat setelah gempa di Cianjur, Jawa Barat, untuk kembali ke rumah karena potensi gempa susulan sudah mulai berkurang.

“Kalau misal rumahnya tidak mengalami kondisi seperti tiga yang saya sebutkan, ini bisa kembali lagi untuk melihat rumahnya,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefieng secara daring diikuti di Jakarta, Senin.

Dalam pemantauan BNPB selama di lapangan beberapa waktu belakangan, Abdul mengatakan pemerintah sudah mulai dapat memilah pengungsi berdasarkan kerusakan rumahnya. Memang benar, jika sejumlah rumah mengalami rusak berat.

Kerusakan kategori berat dapat dilihat dari kondisi rumah dengan tiang yang patah, dinding terbuka atau kuda-kuda atap yang bergeser sehingga dikhawatirkan akan ambruk atau runtuh bila terjadi goncangan.

Sayangnya, situasi saat ini lebih banyak warga dengan kondisi rumah rusak ringan atau mengalami retak di bagian luar dan masih kuat secara struktur justru tidak berani kembali ke dalam rumah dengan alasan masih takut dan tidak percaya diri.

Baca juga: BNPB: Potensi bencana hidrometeorologi merata pada Desember

Baca juga: BNPB: TRC gunakan motor antar logistik capai pengungsi mandiri

“Misalkan malam masih kurang percaya diri okelah masih bisa di luar. Tapi kalau siang hari aktivitas memasak atau lain-lain ini sudah bisa dijalankan di rumah masing-masing,” katanya.

Abdul melanjutkan aktivitas ekonomi di lapangan nampak mulai bisa dilakukan kembali karena di sepanjang jalan baik toko, warung ataupun pasar-pasar sudah buka kembali. Artinya, pemenuhan kebutuhan logistik sudah mulai bisa berjalan kembali.

Jika kekurangan kebutuhan logistik terkait terpal, alas tenda atau selimut, Abdul mengakui masih ada yang mengadukannya dan akan terus diberikan oleh pemerintah. Namun terkait dengan makanan, dirinya merasa sudah dapat menjangkau semua pengungsi.

“Kalau logistik per makanan saya rasa itu sudah tidak ada yang tidak terjangkau. Kurang mungkin, tapi tidak ada yang bisa lengkap se-dalam kondisi normal, kurang mungkin tapi kalau tidak terjangkau saya yakin sudah tidak ada,” ujarnya.

Abdul menyatakan tidak mungkin pemerintah dapat membiarkan pengungsi dengan rumah tidak rusak berat bertahan lama di pengungsian, karena kehidupan harus pulih dan aktivitas ekonomi harus berjalan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga menyebutkan bahwa potensi gempa susulan mulai berkurang sehingga diharapkan masyarakat mau bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif agar setiap penanggulangan bencana atau informasi yang ada dapat disalurkan dengan baik.

Hal tersebut bertujuan agar memberikan perasaan aman pada masyarakat, serta bisa memulai aktivitas ekonomi yang pulih dari trauma sosial.

“Kalau kita mulai sibuk kembali maka trauma kita atau aspek psikologis bisa hilang. Ini mungkin imbauan yang bisa kami dari BNPB dan posko utama tanggap darurat berikan,” ucapnya.

Baca juga: BNPB: Bupati akan pegang kendali penuh penanganan gempa Cianjur

Baca juga: BNPB gunakan motor untuk antar bantuan bagi korban gempa di Cianjur

Baca juga: Pemkab Cianjur belum aktifkan belajar-mengajar karena kondisi darurat

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022