“Ini bertujuan untuk memperluas jaringan pasar ekspor para pelaku UMKM Indonesia ke berbagai negara,” kata Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Gerald S Grisanto dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Dalam kerja sama ini KJRI Guangzhou berperan sebagai perantara memfasilitasi proses UMKM membuka akses pasar via e-commerce bagi mitra binaan LPEI dan calon pembeli.
Berdasarkan data BPS hingga September 2022, nilai ekspor Indonesia mencapai 219,35 miliar dolar AS atau naik 33,49 persen dibanding periode yang sama 2021.
Sementara itu China masih menjadi negara yang mendominasi pasar ekspor RI yakni sebesar 5,03 miliar dolar AS atau setara 20,77 persen dari total ekspor nasional per Juli 2022.
Baca juga: China buka kesempatan Indonesia tingkatkan ekspor produk pertanian
Pada kesempatan ini LPEI mengundang lima mitra binaannya untuk dipertemukan dengan calon pembeli yang diperkenalkan oleh KJRI Guangzhou melalui e-commerce OPB.
Sebagian besar para pelaku UMKM berasal dari sektor makanan dan minuman seperti PT Rendang Uni Tutie dengan produk rendang, CV Amanah dengan makanan ringan hingga Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah dengan produk kopi.
Adapun tercatat sebanyak 30 mitra binaan dan debitur LPEI telah berhasil memperluas akses pasarnya ke kawasan China berkat program pendampingan LPEI.
"Peran LPEI sebagai fasilitator diharapkan dapat memberikan banyak kesempatan bagi para pelaku UMKM nasional agar bisa bersaing di pasar global,” ujar Gerald.
Selain perluasan akses pasar melalui e-commerce, LPEI juga telah melakukan business matching dan mempertemukan 112 UMKM Indonesia dengan calon pembeli di 18 negara.
LPEI mencatat sebanyak 166 transaksi telah dibukukan oleh para pelaku UMKM binaan melalui kegiatan business matching.
Baca juga: Platform e-dagang China wadahi produk ekspor Indonesia
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022