"Puskesmas utamanya itu ada di Cijedil, Nagrak, Cugenang, dan Warung Kondang. Itu tetap berjalan. Lalu kita support (dukung) di empat titik, yakni Nagrak satu puskemas lapangan, Cugenang dua puskesmas lapangan, dan Warung Kondang satu puskesmas lapangan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dr. Irvan Nur Fauzy.
"Fokus kami hari ini lebih kepada bagaimana masyarakat bisa terjaga dari penyakit berbasis lingkungan yang berpotensi KLB pascagempa ini. Itu seperti ISPA, diare, dan hipertensi," katanya ketika ditemui ANTARA di Pendopo Kantor Bupati Cianjur, Selasa.
Menurut dia, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), diare, dan hipertensi sudah mulai menyerang warga yang terdampak gempa.
"ISPA itu kalau untuk kumulatif sudah ada 2.000-an orang, diare di bawah 2.000, dan hipertensi 1.000-an orang," kata dia.
Selain mendirikan puskesmas lapangan, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur menyediakan pelayanan puskesmas keliling untuk mencegah penularan penyakit pasca-gempa bumi 21 November 2022.
"Jadi kami buat puskesmas lapangan yang membantu puskesmas induk, lalu di sana juga ada puskesmas keliling. Sementara itu yang akan berjalan di beberapa hari ke depan," katanya.
Dia mengemukakan bahwa banyaknya lokasi pengungsian menjadi tantangan tersendiri dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan kepada warga yang terdampak gempa.
"Titik pengungsi ada 400 lebih. Kalau lihat di data BPBD hari ini pengungsi titiknya ada di 400 lebih. Itu di pengungsian yang terpusat dan mandiri, dan kita akan menempatkan relawan," katanya.
"Kami maksimalkan di pengungsian yang terpusat, lalu untuk yang mandiri kita sisir dengan pelayanan puskesmas keliling," ia menambahkan.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 3.175 tenaga medis sudah disebar ke 194 lokasi pengungsian guna menangani warga yang terdampak gempa di wilayah Kecamatan Pacet, Cugenang, Gekbrong, Warungkondang, Mande, Cilaku, Cibeber, dan Cianjur Kota.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari pada Senin (28/11) mengatakan bahwa tenaga kesehatan yang melayani korban gempa meliputi dokter umum, dokter spesialis, perawat, ahli gizi, bidan, apoteker, tenaga surveilans, tenaga kesehatan lingkungan, terapis, dan psikolog.
Bupati Cianjur Herman Suherman pada Senin (28/11) menginformasikan bahwa gempa yang pada 21 November 2022 melanda wilayahnya telah menyebabkan setidaknya 323 orang meninggal.
Selain itu, menurut data BNPB, gempa telah memaksa 73.874 orang yang terdiri atas 33.713 laki-laki dan 40.161 perempuan mengungsi. Di antara korban gempa yang mengungsi ada 92 penyandang disabilitas, 1.207 ibu hamil, dan 4.240 warga lanjut usia.
Baca juga:
3.175 tenaga medis disebar di 194 lokasi pengungsian Cianjur
TRC gunakan motor untuk antar logistik ke pengungsi mandiri
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022