Luhut menyebut sejumlah tantangan pada tahun depan diantaranya akibat hubungan antara China dan Eropa, kebijakan zero-COVID China, pengetatan moneter AS, perubahan iklim hingga cyber war.
"Jadi ketidakpastian dunia itu masih sangat tinggi. Tapi kalau kita stabil, kita harus melihat efisiensi di dalam negeri," katanya dalam Wisdom Wealth 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Menurut Luhut, langkah efisiensi dilakukan pemerintah diantaranya melalui digitalisasi. Ia mencontohkan, implementasi e-katalog untuk belanja pengadaan pemerintah yang mencapai Rp1.200 triliun, kini diarahkan untuk bisa dibelanjakan di dalam negeri untuk produk dalam negeri dan UMKM.
"Tahun ini sudah Rp900 triliun (pembelanjaan pemerintah) melalui e-katalog. Itu akan menghemat kira-kira 25-30 persen dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Tahun ini sudah berjalan kira-kira hampir 40-50 persen dan tahun depan kita harapkan 90 persen semua state budget (anggaran pemerintah) itu procurement (pengadaan) harus beli di dalam negeri," katanya.
Upaya efisiensi lain yang juga didorong pemerintah, lanjut Luhut, yaitu dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik.
Menurut Luhut, hal itu dilakukan untuk bisa mengendalikan harga energi di masa depan. Penggunaan kendaraan listrik dinilai akan dapat mengurangi beban kebutuhan akan bahan bakar fosil yang selama ini masih diimpor.
"Perlambatan ekonomi global itu juga akan mendorong harga komoditi turun, harga minyak juga sekarang mulai turun lagi, itu akan menimbulkan inflasi juga. Fluktuasi tersebut punya plus minus yang harus kita perhatikan," katanya.
Luhut mengemukakan pertumbuhan ekonomi 2023 akan bertumpu pada investasi. Oleh karena itu, Indonesia harus memastikan investasi bisa masuk ke Tanah Air.
"Kalau konsumsi oke, belanja pemerintah oke, ini juga akan berpengaruh karena harga komoditi turun. Itu jadi tantangan kita tahun depan. Kita harus me-manage orang tetap harus investasi supaya datang kemari," katanya.
Meski Indonesia masih akan menghadapi banyak tantangan dan risiko yang diharus dikelola di 2023, Luhut yakin ekonomi Indonesia masih tetap baik dan bisa bertahan. Terlebih dengan potensi-potensi yang dimiliki.
"Saya percaya investasi masih bagus, Indonesia akan steady. Saya yakin, kita lihat nanti akhir 2023. Saya 2045 kita akan jadi high income country (negara berpenghasilan tinggi)," kata Luhut.
Baca juga: Luhut: Pertanian dan air adalah kunci kehidupan
Baca juga: Luhut: Komitmen belanja produk dalam negeri capai Rp994 triliun
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022