“Perlu dipertahankan dan dilanjutkan untuk tetap bertahan menghadapi gejolak global, memperkuat optimisme dan tetap waspada,” katanya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu.
Perry mengatakan Indonesia berhasil bertahan dan pulih setelah 30 bulan melawan COVID-19 yaitu terlihat dari stabilitas ekonomi yang terjaga hingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan lebih baik dibandingkan banyak negara.
Menurutnya, capaian itu merupakan hasil dari sinergi dan inovasi yang kuat antar pemangku kepentingan khususnya fiskal dan moneter seperti pemerintah dan Bank Indonesia di bawah kepemimpinan langsung Presiden Joko Widodo.
Meski demikian, Perry menegaskan prestasi tersebut harus dijaga dan dilanjutkan agar bisa bertahan dalam menghadapi gejolak global sehingga ekonomi semakin pulih dan bangkit menuju Indonesia maju.
Ia mengingatkan bahwa dunia masih mengalami gejolak mulai dari perang antara Rusia dan Ukraina yang belum tahu waktu berakhirnya serta perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang kembali memanas.
Selain itu, gejolak global juga terlihat dari lockdown di Tiongkok yang masih enam bulan lagi, harga energi dan pangan masih tinggi serta pasokan dan distribusi barang masih tersendat.
Terlebih lagi, Perry mengatakan dunia turut dibayangi risiko stagflasi bahkan resesi yang disertai inflasi atau reflasi serta persepsi risiko investor global yang negatif.
Baca juga: IMF sebut prospek ekonomi global semakin suram & banyak risiko
Baca juga: UNCTAD: Pertumbuhan pelayaran global dalam risiko akibat ekonomi suram
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022