"Sampai sekarang tidak ada alat yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya. BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan imbauan tersebut untuk menanggapi keresahan masyarakat di NTT tentang informasi potensi gempa bumi yang dapat menimbulkan tsunami dengan ketinggian lebih dari 3 meter.
Margiono menjelaskan NTT merupakan daerah kepulauan yang dikelilingi oleh patahan-patahan (sesar) mulai dari barat dan selatan (Zona Megathrust), Utara (Flores Back Arc Thrust) dan beberapa patahan-patahan lokal lainnya yang masih aktif.
Baca juga: Wakil Bupati Kupang ingatkan warga Amarasi Selatan tetap waspada gempa
Baca juga: BMKG Kupang sebut terjadi 14 gempa susulan di Amarasi Selatan
Dengan demikian NTT memiliki potensi terhadap bahaya gempa bumi yang merusak dan tsunami. Hal ini didukung dengan histori kejadian yang dimana daerah NTT pernah dilanda 12 kali kejadian tsunami sejak tahun 1891-2022.
Ia menjelaskan berdasarkan kajian dan analisis pemodelan simulasi tsunami dengan skenario potensi terburuk yang dilakukan oleh para ahli, bahwa NTT memiliki potensi gempa bumi dengan kekuatan magnitude 8.5 di daerah Selatan Sumba dan magnitudo 7.4 di utara Flores.
"Tetapi ini adalah potensi dan bukan prediksi. Sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu," katanya.
Margiono mengimbau masyarakat NTT agar tidak perlu panik dan tetap waspada dengan melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural dengan membangun bangunan tahan gempa, melakukan tata ruang jalur evakuasi.
Selain itu membekali diri dan mengedukasi orang-orang di sekitar terkait cara-cara melakukan penyelamatan diri terhadap kejadian gempa bumi dan tsunami.
"Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing isu prediksi gempa bumi yang beredar. Apabila ingin mengetahui lebih jelas dapat menghubungi kami di nomor whatsapp 08113832687," katanya.*
Baca juga: Pemkab Kupang distribusi bantuan bagi korban bencana gempa bumi
Baca juga: 30 rumah rusak akibat gempa bumi di Kabupaten Kupang
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022