• Beranda
  • Berita
  • Dokter: Waspada diabetes jika anak sering mengompol

Dokter: Waspada diabetes jika anak sering mengompol

3 Desember 2022 06:17 WIB
Dokter: Waspada diabetes jika anak sering mengompol
Ilustrasi diabetes. (ANTARA/Pexels)

Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrin Ghaisani Fadiana mengingatkan orang tua perlu waspada anak terkena diabetes melitus jika masih sering mengompol meskipun sudah selesai toilet training.

“Karena gula darah di dalam darah tinggi, maka akan keluar banyak dari ginjal. Gejalanya sering pipis atau pipisnya banyak. Salah satu gejalanya yang lain adalah sering mengompol di malah hari,” katanya dalam diskusi daring yang ditayangkan lewat Instagram RSCM Kencana, Jumat (2/12).

Gejala lain dari diabetes adalah banyak minum, hal tersebut lantaran anak sering buang air kecil sehingga berakibat pada kekurangan cairan dan tubuh merespons dengan membutuhkan lebih banyak air. Akibatnya, anak akan sering minum dan bahkan sering terlihat seperti kehausan.

“Selain itu disertai dengan sering terlihat lapar, jadi sedikit-sedikit ingin makan tapi anehnya berat badan tidak naik atau berat badan turun. Itu gejala utamanya,” ujarnya.

Tak sampai di situ, lanjutnya, anak penderita diabetes juga sering kali cepat lelah dan aktivitas fisik yang tidak terlalu baik. Sehingga jika anak sudah memiliki gejala-gejala diabetes tersebut, ia menyarankan orang tua untuk segera memeriksakan anak ke dokter spesialis anak.

“Biasanya akan ditanyakan lagi ya riwayat keluarga seperti apa. Kalau memang tadi ada gejala-gejala yang mengarah ke gejala diabetes tentu akan ada beberapa pemeriksaan dan setelah itu akan dilakukan pemeriksaan darah,” jelas dia.

Sedangkan untuk diabetes melitus pada dewasa, pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes Dicky L Tahapary menyampaikan bahwa pada dasarnya memiliki gejala yang sama dengan anak yakni sering buang air kecil.

Pasien pengidap diabetes melitus biasanya datang berobat jika sudah merasakan keluhan akibat gula darah yang tinggi seperti sering buang air kecil, sering haus dan lapar serta penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Selain itu, biasanya penyakit diabetes melitus baru terdeteksi setelah pasien mengalami komplikasi seperti kesemutan di kaki, gangguan ereksi, serangan jantung, fungsi ginjal menurun dan stroke.

“Bagi dewasa, jika sudah ada keluhan diabetes atau beresiko lakukan evaluasi supaya ketahuan sedini mungkin karena gejalanya hanya timbul kalau gula darah sudah cukup tinggi atau timbul komplikasi apapun jenis diabetesnya,” ucap dia.

Baca juga: Intervensi prediabetes agar tidak jadi diabetes dengan aktif bergerak

Baca juga: Solusi pemanis aman untuk diabetes

Baca juga: Penderita diabetes tipe 1 tetap harus terapkan pola makan sehat

 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2022