Prancis lolos ke 16 besar setelah menjuarai Grup D walaupun tumbang 0-1 di tangan Tunisia dalam laga terakhir fase grup, sedangkan Polandia lolos ke babak ini untuk pertama kalinya dalam kurun 36 tahun tahun terakhir sekalipun dikalahkan Argentina 0-2 dalam pertandingan terakhir Grup C.
Pelatih Polandia Czeslaw Michniewicz menepis kritik timnya bermain terlalu defensif dengan mengatakan pendekatannya ini malah telah membawa mereka ke babak 16 besar.
"4 Desember adalah hari libur bagi para penambang di Polandia, untuk itu kami akan melakukan yang terbaik demi merayakan hari besar itu. Kami tidak takut kepada Prancis, kami menghormati mereka, kami menghormati kelas mereka. Tapi kami tidak peduli dengan pendapat orang mengenai tim kami," kata Michniewicz seperti dikutip Reuters.
"Sepak bola adalah tentang memenangkan trofi dan menjadi sukses, terutama dalam Piala Dunia. Anda tak bisa membiarkan lawan mencetak gol dengan mudah. Kami bertahan dengan baik dan sebagai imbalannya kami akan melawan Prancis," sambung Michniewicz.
Michniewicz yakin Polandia bakal menjadi "juara dunia berikutnya" jika bisa mengalahkan Prancis. Dia mengaku sudah menganalisis bagaimana Tunisia mengalahkan Prancis, dan bagaimana Prancis mengalahkan Australia dan Denmark.
Baca juga: Polandia sesumbar bisa juara Piala Dunia bila kalahkan Prancis
Michniewicz mengaku belum menemukan titik lemah Prancis tetapi sama sekali tak terpikir Polandia akan angkat koper lebih cepat dari turnamen ini.
Prancis sendiri menaruh perhatian lebih kepada satu faktor, yakni Robert Lewandowski, meski mereka tahu Polandia bukan hanya striker bernama besar itu.
Lewandowski memang senjata mematikan di lini depan, tetapi Polandia adalah tim yang sangat kompak yang memiliki aset utama lainnya, yakni kiper Wojciech Szczesny yang dua kali mementahkan penalti.
Sepanjang karirnya, Szczesny sudah menggagalkan 26 dari 87 penalti. Dia akan menjadi benalu terbesar Prancis jika pertandingan ini dilanjutkan dengan adu penalti.
"Mereka bertahan dengan sangat baik. Tetapi mereka bukan hanya tim yang bertahan, lihat saja siapa yang mereka miliki di depan," kata pelatih Prancis Didier Deschamps.
Baca juga: Deschamps lega Prancis bebas dari kutukan status juara bertahan
"Masih ada lagi. Mereka memiliki tulang punggung lainnya yang memiliki pengalaman internasional yang hebat pada diri Kamil Glik, Piotr Zieliński, Grzegorz Krychowiak dan beberapa pemain muda yang telah menunjukkan bahwa mereka mampu menunaikan tugasnya," sambung Deschamps.
Prancis tak memiliki alasan untuk tidak terlalu takut kepada tim serang Polandia yang dalam tiga pertandingan fase grup hanya melepaskan lima tembakan tepat sasaran. Namun akan berbahaya sekali jika pelaku tembakan tepat sasaran itu Lewandowski yang terkenal bisa memaksimalkan peluang sekecil apa pun.
Oleh karena itu, cara Prancis mengalahkan Polandia adalah juga bagaimana mereka mematikan Lewandowski, dan secepat mungkin mencetak gol serta selama mungkin menjaga keunggulan karena taruhannya mahal kalau laga dilanjutkan dengan adu penalti yang tak disukai kiper Prancis Hugo Lloris tapi disukai kiper Szczesny.
Baca juga: Gol pertama Lewandowski bantu Polandia atasi Arab Saudi 2-0
Prediksi sebelas pemain pertama
Prancis (4-2-3-1): Hugo Lloris; Jules Kounde, Raphael Varane, Dayot Upamecano, Theo Hernandez; Aurelien Tchouameni, Adrien Rabiot; Ousmane Dembele, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe; Olivier Giroud
Polandia (4-4-2): Wojciech Szczesny; Matty Cash, Kamil Glik, Jakub Kiwior, Bartosz Bereszynski; Przemysław Frankowski, Krystian Bielik, Grzegorz Krychowiak, Piotr Zielinski; Robert Lewandowski, Arkadiusz Milik
Baca juga: Argentina dan Polandia lolos ke 16 besar Piala Dunia 2022
Selanjutnya: Skenario pertandingan
Skenario pertandingan
Robert Lewandowski memang penyerang haus gol yang memiliki insting mematikan, namun itu tak akan berarti apa-apa jika dia tak mendapatkan pasokan bola dari rekan-rekan satu timnya.
Dan itulah yang terjadi pada tiga pertandingan fase grup yang dijalani Polandia, sekalipun Lewandowski akhirnya mencetak gol perdananya dalam ajang Piala Dunia sewaktu mengalahkan Arab Saudi 2-0.
Baca juga: Pelatih Polandia yakin Lewandowski bakal cetak gol di Piala Dunia
Lewandowski yang sangat penting bagi timnya itu mungkin tidak akan lebih baik lagi saat menghadapi Prancis yang sekelas dengan Argentina.
Apalagi Les Bleus bakal menurunkan skuad terkuatnya yang selain lebih bugar karena istirahat yang cukup, juga memiliki semangat lebih tinggi dari pada tim Prancis yang ditumbangkan Tunisia dalam laga terakhir fase grup.
Kekalahan dari Tunisia mungkin mengejutkan sistem Les Bleus, tetapi starting eleven tim asuhan Didier Deschamps akan bermain seperti layaknya juara dunia.
Tidak seperti Polandia yang tak diberkahi dengan banyak pemain bintang sekalipun memiliki Lewandowski, Prancis justru bertabur bintang dalam semua lini.
Tim pertahanan mereka membuat lawan sulit menembusnya, sedangkan tim lapangan tengahnya membuat lawan sulit menandinginya, sedangkan lini depannya kaya dengan predator-predator gol seperti Kylian Mbappe yang konstan meneror lawan.
Baca juga: Mbappe jadikan Prancis tim pertama lolos ke 16 besar Piala Dunia
Oleh karena itu, pertandingan ini akan berjalan berat sebelah. Apalagi dalam dalam tujuh pertemuan terakhir antara kedua tim selalu dimenangkan Prancis .
Terakhir kali Prancis kalah dari Polandia terjadi 40 tahun lalu ketika Les Bleus membantai Polandia 4-0 dalam pertandingan persahabatan 1982.
Setelah penjaga gawang Alphonse Areola pulih dari masalah punggung, Deschamps memiliki skuad yang seluruhnya bugar.
Dia mungkin kembali menaruh empat penyerang dalam formasi 4-2-3-1 di mana Olivier Giroud menjadi ujung serangan di depan Antoine Griezmann yang digandeng dua sayap maut, Ousmane Dembele dan Kylian Mbappe.
Giroud memiliki motivasi tambahan di depang gawang Polandia karena dia tengah berusaha memecahkan rekor gol terbanyak sepanjang masa Prancis yang dipegang Thierry Henry.
Ini membuat tim serang Prancis semakin berbahaya, apalagi bakal mendapatkan dukungan yang cukup dari lini tengah yang dikoordinir Aurelien Tchouameni dan Adrien Rabiot.
Sementara kuartet Jules Kounde, Raphael Varane, Dayot Upamecano, dan Theo Hernandez bakal melindungi Hugo Lloris dari teror duet Robert Lewandowski dan Arkadiusz Milik yang menjadi ujung tombak kembar Polandia dalam sistem 4-4-2.
Baca juga: Lloris "terhormat" akan samai rekor Thuram bela timnas Prancis
Skema ini menciptakan kestabilan dalam skuad Polandia yang juga pembuka ruang untuk duet penyerang mereka.
Sebagaimana halnya Deschamps, pelatih Polandia Czesław Michniewicz juga mendapatkan skuad yang seluruhnya siap diturunkan dalam laga ini.
Untuk menangkal serangan bergelombang Prancis formasi empat gelandang memang ideal untuk menangkalnya. Peran ini akan dimainkan oleh kuartet lapangan tengah Przemysław Frankowski, Krystian Bielik, Grzegorz Krychowiak, dan Piotr Zielinski.
Jika itu tak cukup, dan jika Prancis memanfaatkan lebar lapangan, maka dua bek sayap Matty Cash dan Bartosz Bereszynski siap menghalau Prancis.
Sementara Kamil Glik dan Jakub Kiwior menjadi palang pintu sebelum bola mencapai kiper Wojciech Szczesny yang menjadi satu-satunya penjaga gawang dalam Piala Dunia 2022 sejauh ini yang dua kali menggagalkan penalti lawan.
Tim pertahanan Polandia juga tangguh yang dibuktikan dari dua clean sheet selama fase grup, walau dua kali dibobol Argentina yang seperti Prancis memiliki tim serang yang maut dan kreatif.
Baca juga: Polandia amankan tempat di Piala Dunia 2022 seusai tekuk Swedia 2-0
Statistik penting dan head to head
Ini pertemuan kedua negara dalam ajang Piala Dunia setelah pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Dunia 1982 yang dimenangkan oleh Polandia.
Pada dua pertemuan terakhirnya dalam kualifikasi Euro 1996 kedua negara berakhir seri.
Prancis menjadi juara bertahan Piala Dunia pertama yang mencapai babak knockout sejak Brazil pada Piala Dunia 2006.
Prancis tidak terkalahkan dalam tujuh pertemuan terakhir dengan Polandia dalam semua kompetisi, sedangkan kekalahan terakhir Prancis dari Polandia terjadi dalam pertandingan persahabatan pada 1982 (0-4).
Polandia lolos dari fase grup Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1986 ketika kalah 0-4 dari Brazil pada babak 16 besar.
Wojciech Szczesny menjadi penjaga gawang ketiga yang menepis dua tendangan penalti Piala Dunia setelah kiper Amerika Serikat Brad Friedel pada Piala Dunia 2002 dan kiper Polandia Jan Tomaszewski pada Piala Dunia 1974).
Ketika kalah 0-2 dari Argentina pada pertandingan kedua, Polandia kebobolan untuk pertama kalinya dalam Piala Dunia 2022.
Baca juga: Enggan hadapi Rusia, Szczesny: Kami mengambil keputusan yang tepat
Baca juga: Prancis dibuat terpukul oleh Benzema
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022