Peneliti Bumi Madya PVMBG Agus Budianto meminta pengendara yang bermukim di sekitar gunung api yang sedang erupsi, seperti Gunung Semeru untuk meningkatkan kewaspadaan saat berkendara agar tidak mengalami kecelakaan.
"Abu itu bisa menjadi pelicin kalau terkena air hujan," ujarnya dalam sebuah diskusi bertajuk 'Informasi Kebencanaan Geologi dan Perizinan Air Tanah' yang dipantau melalui akun Instagram Badan Geolog di Jakarta, Senin.
Selain mewaspadai kondisi jalan, lebih lanjut Agus meminta warga untuk mengantisipasi bahaya longsor yang terjadi di kawasan lereng dan juga mewaspadai bahaya lahar di sepadan sungai karena abu vulkanik adalah material lepas yang mudah terbawa air.
Baca juga: PVMBG paparkan alasan status Gunung Semeru naik menjadi awas
Baca juga: PVMBG minta masyarakat patuhi peta kawasan rawan bencana
Lahar merupakan bahaya sekunder dari aktivitas erupsi gunung api yang berupa endapan endapan material erupsi yang mengisi lembah lembah yang berhulu di pusat erupsi. Material tersebut dapat berupa bongkah hingga abu yang apabila tercampur oleh air akan menjadi lumpur.
Lahar selalu dihubungkan dengan curah hujan yang tinggi di sekitar gunung api yang dalam fase erupsi atau pernah mengalami erupsi dan menghasilkan endapan vulkanik di lembah-lembah gunung api.
Lahar dapat membawa material vulkanik dalam ukuran dan volume yang besar, sehingga kerusakan yang dapat di timbulkan di lembah lembah yang terdampak lahar menjadi fatal dan sering menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.
Pada 4 Desember 2022, Gunung Semeru meluncurkan awan panas guguran ke arah tenggara dan selatan dengan jangkauan mencapai lebih dari 13 kilometer.
Saat ini, PVMBG telah merekomendasikan masyarakat yang masuk di dalam peta kawasan rawan bencana Gunung Semeru agar tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga sejauh 19 kilometer.
Baca juga: PVMBG: Erupsi Gunung Semeru dapat menyebabkan tsunami itu hoaks
Baca juga: Gunung Semeru alami 22 kali letusan setelah statusnya naik jadi Awas
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022