Pantauan di posko pengungsian, Selasa, bantuan yang diterima para pengungsi kebanyakan adalah makanan dan popok bayi.
"Kami saat ini butuh selimut dan tikar untuk tidur. Kalau makanan sepertinya cukup," kata pengungsi asal asal Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Mahmudah.
Untuk kebutuhan lain, seperti pakaian, kata dia, masih bisa diambil dari rumah karena rumahnya tidak terkena awan panas guguran (APG).
"Rumah kami Alhamdulillah tidak apa-apa. Tapi menjadi zona merah," katanya.
Dia pun berharap semua pihak terkait memberikan bantuan yang lebih dibutuhkan oleh para pengungsi.
Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran dengan jangkauan sejauh tujuh kilometer pada Minggu (4/12), pukul 02.46 WIB. Pada pukul 12.00 WIB, PVMBG mengambil langkah mitigasi dengan menaikkan status Gunung Semeru dari sebelumnya Level III atau Siaga menjadi Level II atau Awas.
Keputusan itu diambil agar warga yang bermukim di kawasan rawan bencana Gunung Semeru mengosongkan daerah mereka dan mengevakuasi diri menuju pengungsian yang telah disediakan di daerah yang aman dari jangkauan erupsi. Dengan demikian, tidak menimbulkan korban jiwa bila sewaktu-waktu gunung api tersebut meletus.
Baca juga: Pengungsi tinggalkan tempat pengungsian untuk cek kondisi rumah
Baca juga: Bupati Lumajang minta masyarakat waspadai lahar dingin Gunung Semeru
Baca juga: BPBD Malang kirim personel bantu penanganan dampak erupsi Semeru
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022