Kementerian Sosial (Kemensos) menyiapkan teknologi panel surya untuk membantu memasok kebutuhan listrik bagi pengungsi gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.walaupun masih terbatas namun sangat membantu saat darurat, sambil menunggu aliran listrik PLN dapat kembali beroperasi
Kepala Sentra Terpadu “Kartini” Temanggung selaku Ketua Koordinator Posko Pengungsian di Lapangan Jagaraksa, Kecamatan Warungkondang, Cianjur, Rachmat Koesnadi dalam keterangannya diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan pemasangan panel surya atas instruksi Menteri Sosial Tri Rismaharini mengingat sumber dan jaringan listrik mengalami kerusakan akibat gempa.
"Beliau langsung menginstruksikan pemasangan solar cell, walaupun masih terbatas namun sangat membantu saat darurat, sambil menunggu aliran listrik PLN dapat kembali beroperasi," ujar Rachmat.
Awalnya terpasang satu panel surya, namun sekarang sudah terpasang 4 panel dengan kapasitas 2.000 W yang digunakan untuk menopang penerangan dapur umum yang beroperasi mulai dari dini hari pukul 02.00 WIB hingga 21.00 WIB.
Seluruh lapangan bola pun terterangi, dibantu pula dengan penambahan beberapa panel kecil yang dipasang di antara tenda-tenda pengungsian sebagai penerang jalan sehingga masyarakat merasa lebih aman dan nyaman.
Di lokasi pengungsian lain, Sub Koordinator Pemenuhan Kebutuhan Dasar Kemensos sekaligus Fungsional Pekerja Sosial di posko pengungsian Desa Ciputri Kecamatan Pacet Fahri Isnanta mengatakan pemasangan solar cell membuat masyarakat merasa aman untuk ke fasilitas umum yang tersedia di lingkungan pengungsian pada malam hari, khususnya bagi kelompok rentan.
Baca juga: Kemensos fasilitasi dokumen kependudukan penyintas gempa Cianjur
Baca juga: Dapur Kreasi pulihkan fungsi sosial ekonomi penyintas gempa Cianjur
"Dengan adanya solar cell, Kegiatan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) juga dapat tetap dilaksanakan di malam hari, khususnya bagi bapak-bapak yang saat siang tidak berada di pengungsian dan anak-anak yang pada pagi bersekolah di sekolah darurat. Misalnya aktivitas shalat berjamaah, pengajian, nonton bareng dan diskusi kelompok masyarakat," kata dia.
Fahri menerangkan bahwa alternatif sumber listrik tenaga surya ini dapat digunakan secara berkesinambungan serta dapat meringankan beban daya listrik yang ada, mengefisienkan biaya listrik yang digunakan di posko pengungsi. Uangnya bisa dioptimalkan untuk kebutuhan lain bagi pengungsi.
Kemudian salah satu relawan di Posko Lapangan Cariu Mangunkerta, Gunawan, mengatakan sosialisasi dan kesadaran pemanfaatan listrik dari energi surya perlu disosialisasikan. Selain ramah lingkungan, murah juga tahan lama. Hanya saja perlu dijaga dan dirawat bersama serta diupayakan agar terhindar dari pencurian.
"Bahkan untuk posko pengungsian di lapangan Cariu, solar cell juga dimanfaatkan untuk freezer mobil dapur umum dalam penyimpanan makanan siap saji, ayam beku dan pindang. Hal ini bermanfaat agar bahan-bahan makanan terjaga kesegarannya." ucap Gunawan.
Namun ia mengatakan kendala di Cariu, karena di sini termasuk dataran tinggi, perbukitan, matahari kurang karena hampir tiap hari hujan, maka pemanfaatan panel surya belum dapat dioptimalkan 100 persen seperti daerah lainnya.
Total panel surya yang telah diberikan Kementerian Sosial di 5 posko pengungsian berjumlah 15 panel surya dan ke depan ini akan terus dikembangkan dan ditambah bagi wilayah-wilayah yang membutuhkan dengan tingkat intensitas pencahayaan matahari yang cukup.
Baca juga: Kemensos rutin atasi kecemasan penyintas gempa Cianjur
Baca juga: Kemensos sediakan LDP bantu atasi kecemasan penyintas gempa Cianjur
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022