Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani menegaskan Pemerintah mengecam keras tindakan teror bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu pagi pukul 08.20 WIB.Pemerintah mengecam keras tindakan terorisme apa pun motifnya
"Pemerintah mengecam keras tindakan terorisme apa pun motifnya karena bertentangan dengan nilai kemanusiaan," kata Jaleswari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan aksi bom bunuh diri tersebut tidak bisa ditoleransi. Pemerintah terus memantau jaringan kelompok dan organisasi radikal, termasuk individu-individu yang berafiliasi dan berbaiat dengan kelompok teroris. Mereka yang terlibat dalam serangan bom bunuh diri itu, kata Jaleswari, tidak akan lolos dari proses hukum.
"Aparat sedang melakukan pendalaman peristiwa dan akan melakukan proses penegakan hukum," tambahnya.
Baca juga: Polisi ledakkan dan disposal bom diduga tersisa di Polsek Astanaanyar
Berdasarkan informasi, saat ini Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dan unsur intelijen negara sedang melakukan pendalaman secara cepat untuk mengungkap peristiwa tersebut dan melakukan langkah-langkah penegakan hukum.
Jaleswari mengatakan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar itu diduga kuat terkait jaringan terorisme lama yang menolak demokrasi dan hukum modern, seperti UU KUHP.
Menurut dia, UU KUHP sudah melalui mekanisme di DPR secara demokratis dan disetujui rakyat. Ketidaksetujuan terhadap pengesahan undang-undang itu seharusnya dilakukan melalui mekanisme demokratis yang telah disediakan.
Dia mengatakan Polri segera mengusut tuntas jejaring pelaku dan Pemerintah akan menanggung biaya korban dan segera memperbaiki kantor polisi yang rusak akibat ledakan bom tersebut.
"Pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap beraktivitas normal," ujar Jaleswari.
Baca juga: Paripurna DPR setujui pengesahan RUU KUHP
Baca juga: KSP: Pengesahan RUU KUHP langkah nyata reformasi hukum pidana
Baca juga: Kapolrestabes Bandung sebut pelaku bom Polsek Astanaanyar tewas
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022