• Beranda
  • Berita
  • Menaker: Kerja sama tripartit efektif pulihkan sektor ketenagakerjaan

Menaker: Kerja sama tripartit efektif pulihkan sektor ketenagakerjaan

7 Desember 2022 20:45 WIB
Menaker: Kerja sama tripartit efektif pulihkan sektor ketenagakerjaan
Menteri Ketenagakerjaan Indonesia Ida Fauziyah menyampaikan pidato nasional dalam Pertemuan Regional ke-17 ILO Asia Pasifik di Singapura, Rabu (7/12/2022). (ANTARA/Yashinta Difa)

Dan itu saya kira bukan hanya kerja pemerintah tetapi ada kontribusi semua pemangku kepentingan, termasuk pekerja dan pengusaha,

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan kerja sama tripartit antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja efektif untuk memulihkan sektor ketenagakerjaan di Indonesia.

“Peran tripartit menjadi kunci sukses dan efektif untuk menjaga kepentingan pekerja maupun kelangsungan usaha, sehingga tercipta keseimbangan,” kata Ida ketika ditemui ANTARA di sela-sela Pertemuan Regional ke-17 Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Asia Pasifik di Singapura, Rabu.

Komitmen kolaborasi antara tiga pemangku kepentingan di sektor ketenagakerjaan itu ditegaskan melalui Deklarasi Gotong Royong yang disepakati pada Juli lalu, yang bertujuan untuk mengatasi tantangan ketenagakerjaan yang dilandasi semangat saling peduli, optimistis, dan bersama-sama bangkit dari dampak pandemi COVID-19.

Seiring dengan pemulihan kesehatan dan ekonomi, kata Ida, sektor ketenagakerjaan juga mulai pulih.

Baca juga: Kowani dorong RUU Perlindungan PRT segera disahkan jadi UU

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2022 menurun menjadi 5,8 persen dari tingkat pengangguran tahun 2021 yaitu 6,2 persen.

Selain itu, sebanyak 4,5 juta lapangan pekerjaan baru juga terbuka tahun ini.

“Dan itu saya kira bukan hanya kerja pemerintah tetapi ada kontribusi semua pemangku kepentingan, termasuk pekerja dan pengusaha,” tutur Ida.

Penguatan kerja sama tripartit merupakan salah satu inisiatif yang terus dimajukan oleh ILO guna mendukung pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan di sektor ketenagakerjaan.

Pasalnya, meskipun Asia Pasifik memimpin pemulihan pasar tenaga kerja secara global, pemulihan di kawasan tersebut dinilai belum inklusif.

Direktur Jenderal ILO Gilbert Houngbo mencatat bahwa pemulihan yang terjadi masih dibayangi ketidakpastian dan malah berkontribusi pada semakin lebarnya ketimpangan sosial.

Karena itu, dia menegaskan perlunya kebijakan yang lebih inklusif di sektor ketenagakerjaan dan upaya bersama untuk memulihkan pasar tenaga kerja dengan perlindungan sosial dan perlindungan atas pekerjaan yang layak.

“Kita perlu mendorong pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja untuk lebih banyak berdialog guna memastikan bahwa tantangan yang ada dapat ditangani dengan baik,” tutur Gilbert dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan tersebut, Selasa (6/12).

Baca juga: Menaker RI ajak Asia Pasifik dorong pemulihan berpusat pada manusia
Baca juga: Membangun kebijakan inklusif untuk pemulihan pasar tenaga kerja

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022