• Beranda
  • Berita
  • Penyerapan beras Bulog 2022 itu paling rendah lima tahun

Penyerapan beras Bulog 2022 itu paling rendah lima tahun

8 Desember 2022 09:10 WIB
Penyerapan beras Bulog 2022 itu paling rendah lima tahun
Ilustrasi - Pekerja mengangkat beras di Gudang Bulog Santorosa, Jayapura, Papua, Jumat (2/12/2022). ANTARA FOTO/Gusti Tanati/app/aww/pri.
Penyerapan beras yang dilakukan Perum Bulog di tahun 2022 tercatat paling rendah dibandingkan dengan pengadaan selama lima tahun terakhir sejak 2018, yaitu 900.802 ton sejak Januari hingga November 2022.

Berdasarkan data penyerapan beras Bulog dikutip dari Kementerian Pertanian, Kamis, penyerapan beras Bulog periode Januari-Desember pada 2018 hingga 2021 berturut-turut yaitu 1.488.584 ton, 1.201.264 ton, 1.256.507 ton, dan 1.216.311 ton.

Berdasarkan data penyerapan beras Bulog tersebut, catatan pengadaan beras atau gabah setara beras di dalam negeri paling banyak terjadi di periode Maret hingga September dengan penyerapan bisa mencapai di atas 100 ribu ton.

Pada periode panen raya padi yang biasanya terjadi pada Maret hingga Juni setiap tahunnya, penyerapan Bulog paling banyak terjadi pada tahun 2018 di mana Bulog menyerap beras petani sebanyak 215.103 ton pada Maret, 351.630 ton di April, 272.124 ton bulan Mei, dan 133.044 ton di bulan Juni.

Sedangkan penyerapan terendahnya pada tahun 2022 dengan 48.702 ton pada Maret, 201.222 ton di April, 138.684 ton bulan Mei, dan 146.160 ton di bulan Juni.

Baca juga: Stok beras tinggal 594 ribu ton, Bulog ditugaskan impor

Badan Pangan Nasional mencatat cadangan beras Bulog per 6 Desember 2022 sebanyak 494,2 ribu ton. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyebut bahwa stok beras Bulog harus ditambah setidaknya hingga 1 juta ton pada akhir 2022.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut sudah tidak bisa mengadakan beras di dalam negeri lantaran sedang masa paceklik dan tidak ada stok beras di penggilingan yang mencukupi untuk memenuhi cadangan beras Bulog.

Kementerian Pertanian pada 30 November 2022 menyampaikan kepada Bulog bahwa terdapat stok 600 ribu ton beras di penggilingan 24 provinsi Indonesia yang bisa diserap untuk memenuhi cadangan beras pemerintah.

Namun setelah dilakukan pengecekan secara langsung oleh Bulog bersama dengan Satgas Pangan, TNI-Polri, fakta di lapangan menunjukkan hanya tersedia 166 ribu ton dari data 600 ribu ton yang disampaikan oleh Kementerian Pertanian.

Baca juga: Gubernur Jatim pastikan produksi beras surplus, tidak perlu impor

Selain itu, para pelaku usaha penggilingan tersebut juga hanya mau menjual berasnya kepada Bulog dengan harga yang tinggi, di mana Badan Pusat Statistik menyebut harga acuan beras di penggilingan di tingkat Rp10.200 per kg, sementara harga yang ditawarkan oleh penggilingan di harga Rp11 ribu per kg.

Pada hasil kesimpulan Rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama dengan Menteri Pertanian, Kepala Badan Pangan Nasional, Kepala BPS, dan Dirut Perum Bulog pada Rabu (7/12) meminta agar Kementerian Pertanian memastikan produksi padi saat panen raya tahun 2023 untuk kebutuhan pengadaan beras pemerintah.

Sementara itu Komisi IV DPR RI juga meminta kepada Bulog untuk menyerap beras produksi dalam negeri secara maksimal guna memenuhi stok cadangan beras pemerintah (CBP).

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022