Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pertambangan, MIND ID merealisasikan program reforestasi atau penghutanan kembali di 17.267 hektar (ha) dari total area tambang MIND ID hingga tahun 2021.Reforestasi adalah instrumen terbanyak dan terbaik untuk menyerap karbon, sehingga kontribusinya sangat besar untuk menurunkan emisi karbon
Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan mengatakan salah satu strategi penurunan emisi karbon yang kini diandalkan perusahaan adalah reforestasi kawasan bekas tambang. Adapun perusahaan mengejar target pengurangan emisi karbon hingga 20 persen pada 2030 dan nol persen di 2060.
“Reforestasi adalah instrumen terbanyak dan terbaik untuk menyerap karbon, sehingga kontribusinya sangat besar untuk menurunkan emisi karbon. Dari 17.267 ha lahan yang kami reforestasi kami perkirakan sudah bisa menyerap 195.000 nilai karbon,” kata Dany dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, reforestasi tersebut akan disertai strategi lain yang akan memperkuat tercapainya peta jalan menuju emisi nol bersih, antara lain meningkatkan penggunaan gas bumi 40 persen sampai 50 persen dari 2021 hingga 2030, serta fokus pada pemanfaatan pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan atau ramah lingkungan.
Langkah MIND.ID ini sejalan dengan kebijakan yang telah digariskan Menteri BUMN Erick Thohir dalam program dekarbonisasi. Erick mendorong inisiatif strategis untuk mendukung upaya dekarbonisasi menuju Indonesia Net Zero Emission tahun 2060.
Target tersebut terus dikejar dengan mempersiapkan tiga program simultan, yaitu Renewable Development melalui Energy Transition Mechanism (ETM), Pengembangan ekosistem kendaraan listrik (Electronic Vehicle/EV Ecosystem), dan klaster industri hijau (Green Industrial Cluster).
Berkaitan dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Dany menuturkan MIND ID merupakan holding dari Indonesia Battery Corporation (IBC) yang memimpin upaya pengembangannya. MIND ID melalui IBC masuk dalam ekosistem melalui produksi baterai sendiri, sehingga IBC bisa memaksimalkan hilirisasi pemanfaatan aluminium dan nikel di Indonesia.
Dalam peta jalannya, pada 2021-2023 IBC fokus pada pengembangan prototipe baterai untuk motor listrik. Kemudian pada 2027, ekspansi kapasitas produksi baterai kendaraan listrik, hingga kemudian pada 2030 IBC sudah harus menguasai teknologi baterai.
Menteri BUMN Erick Thohir pernah menyampaikan untuk EV Ecosystem, Kementerian BUMN mendorong pengembangan bisnis melalui tiga langkah strategis, yaitu penyiapan bahan baku industri baterai EV, menjadikan Indonesia pusat manufaktur EV, dan investasi secara masif untuk Stasiun Pengisian Daya (PLN). Pengembangan EV Ecosystem tersebut akan aktif dilaksanakan oleh IBC.
Di sisi lain, Dany berpendapat Kota Solo bisa menjadi kota pengembangan research and development (RnD) teknologi bidang pertambangan, terutama di Solo Technopark (STP) dengan dukungan MIND ID. STP juga bisa menjadi pusat inkubasi pengembangan bisnis untuk mitra binaan industri tambang termasuk MIND ID.
"UMKM binaan kami tidak hanya di lokasi tambang, tapi juga di seluruh Indonesia. Makanya kita harus berfikir holistik, Solo punya STP yang bisa mengambil peran untuk industri tambang dan itu bisa dimulai dari hal kecil," tuturnya.
Membina UMKM merupakan salah satu bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan MIND ID. Grup MIND ID membina ribuan UMKM untuk bisa naik kelas, yang berasal dari berbagai sektor, seperti perdagangan sebanyak 3.339 UMKM binaan, jasa sebanyak 879 UMKM binaan, industri 625 mitra binaan, pertanian 881 mitra binaan, peternakan sebanyak 637 mitra, dan perkebunan 209 mitra binaan.
Pengembangan UMKM dilakukan MIND ID tidak hanya sekedar bentuk pelatihan, tetapi untuk bantuan pendanaan dan offtaker, atau menjadikan UMKM sebagai bagian terpenting dari rantai pasok MIND ID.
Baca juga: Holding industri tambang kerja sama dengan EGA untuk produk alumunium
Baca juga: MIND ID kedepankan ekonomi sirkular wujudkan NZE
Baca juga: Holding industri tambang berperan penting dalam hilirisasi produk
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022