Ada empat game lokal yang mejeng di Indonesia Esports Summit 2022. Dua di antaranya tidak asing lagi karena telah dipertandingan secara resmi dalam Piala Presiden Esports 2022 yang selesai bergulir beberapa waktu lalu.
Satu game lainnya akan memasuki ranah esport setelah mengantongi izin dari Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI), dan satunya lagi adalah game murni entertainment yang membawa game arcade offline ke dunia online.
Baca juga: Timnas CS:GO dan Tekken 7 Indonesia terhenti di kejuaraan esport dunia
Baca juga: Tim DOTA 2 Indonesia melaju ke grand final kejuaraan esport dunia
Selanjutnya: Tentang kiprah Lokapala
Lokapala
Lokapala menjadi pelopor game lokal yang dikompetisikan secara nasional. Game ini dipertandingkan pertama kali dalam ekshibisi esport PON Papua pada September 2021, dan menjadi satu-satunya game lokal yang dipertandingkan dalam ajang tersebut.
Lokapala juga telah dipertandingkan di Piala Presiden Esports 2021. Game bergenre multipemain yang bertarung dalam satu arena secara daring atau Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) tersebut dikembangkan oleh pria asal Surakarta di bawah perusahaan bernama Anantarupa.
Melakukan persiapan pada 2018 selama delapan bulan pra-produksi sang CEO Ivan Chen dengan PT Melon Indonesia, anak perusahaan Telkom Indonesia, yang mulai melirik bisnis penerbitan game, akhirnya merilis Lokapala pada 2020.
Menurut tim EO yang menjaga booth Lokapala, Sela Damanik, game ini telah dikenal di kalangan anak muda karena telah beberapa kali dipertandingkan secara nasional -- terakhir ada Piala Presiden Esports 2022.
"Kebanyakan memang pengunjungnya dari anak-anak SMA, mereka pun sebelumnya sudah pernah main, pernah download, hanya saja dihapus lagi gara-gara mungkin karena Lokapala masih pengembangan, masih ada error, masih belum bisa terdownload beberapa," kata Sela.
Para wisatawan, termasuk atlet-atlet mancanegara juga banyak yang tertarik untuk memainkan game tersebut.
"Di luar anak sekolahan, dari panitia lokal sendiri pun sempat main juga di sini. Kalau untuk wisatawan dari luar mereka juga baru tahu ada karya anak bangsa, tapi memang dari beberapa server dari luar itu engak bisa download Lokapala, tapi ada beberpa yang bisa, jadi memang masih dalam tahap pengembangan Lokapala ini," ujar Sela.
Baca juga: Indonesia tekuk Argentina 2-1 demi melaju ke grand final eFootball
Baca juga: PB ESI soroti kesehatan mental dan nutrisi bagi atlet esports
Selanjutnya: Battle of Guardians
Battle of Guardians
Antusiasme terhadap game lokal juga terlihat di booth Battle of Guardians, game lokal yang untuk pertama kalinya dipertandingkan secara nasional di Piala Presiden Esports 2022.
Menurut inkubator game Battle of Guardians dari Good Games Guild, Jane Anastasha, dipertandingkannya game tersebut dalam Piala Presiden Esports 2022 telah menambah kesadaraan masyarakat tentang kehadiran game karya anak bangsa tersebut.
"Antusiasmenya besar banget karena banyak banget yang tertarik buat main, enggak cuma anak-anak siswa dari sekolah, bahkan atlet-atlet juga panitia-panitia IESF itu pengen banget ikut join," kata Jane.
"Beberapa sih mungkin awareness-nya sudah sampai ke mereka, tapi beberapa juga masih yang bingung 'Oh, ini itu game lokal,' mengiranya ini game fighting lain dari luar negeri. Tapi, kita juga kasih edukasi ke mereka."
Untuk lebih mengenalkan game Battle of Guardians kepada komunitas esport, Jane mengatakan saat ini berusaha memperbanyak turnamen. Bahkan untuk mengembangkan komunitasnya, Battle of Guardians telah memiliki kompetisi "game night" setiap pekannya pada Jumat malam dengan prize pool 50 dolar AS.
"Tahun depan kita akan masuk ke liga mahasiswa, liga pelajar, kita juga akan membuat turnamen dari segi regional sampai nanti ada champion league di nasional di tahun depan, jadi memang kita ada roadshow ke sana untuk game-nya sendiri," ujar Jane.
Saat ini game Battle of Guardians telah memiliki 42 karakter dan sepuluh jenis map yang bisa dimainkan. Namun, Jane mengungkapkan, game tersebut telah memiliki lebih dari 90 karakter dengan tiga skin yang berbeda, sehinga ada 270 pengalaman bermain yang dapat dicoba dalam Battle of Guardians.
Beberapa karakter tersebut terinspirasi dari cerita dan legenda lokal, di antaranya macan putih dari Prabu Siliwangi, Sofia dari Nyi Roro Kidul, dan Pangeran Angling Dharma.
Selain dari sisi in-game, Battle of Guardians juga berusaha untuk mengembangkan dari sisi story game agar komunitas merasa lebih erat dengan game yang dia mainkan.
"Kita sudah ada web comic, kita juga ada mini series, kita sudah keluar dua episode mini series bisa di YouTube-nya Battle of Guardians. Untuk web comic-nya kita ada di webtoon, jadi kita sudah rilis sekitar empat chapter, dan kita akan rilis setiap hari Jumat," kata Jane.
Battle of Guardians terbilang masih sangat muda di ranah esport. Game tersebut baru dikembangkan pada Januari tahun ini. Jane mengatakan pengembangan terus dilakukan, termasuk rencana untuk memasuki mobile.
Baca juga: Dreamocel bagikan tip untuk bisa gabung klub esport internasional
Baca juga: eFootball Indonesia tumbangkan Serbia 2-0 pada laga perdana
Selanjutnya: Eizper Chain
Eizper Chain
Mencoba untuk mengikuti "pendahulu"-nya dalam ranah game esport lokal, Eizper Chain menawarkan sebuah game dengan menggabungkan block chain.
Head of Partnership Wiryanto Tjhie mengungkapkan bahwa game tersebut dibuat mengikuti tren pada awal 2020 ketika game block chain mulai ramai dimainkan.
Tren game block chain, menurut Wiryanto, berawal dari game Axie Infinity yang populer di Filipina karena banyak masyarakatnya yang terbantu kala pandemi COVID-19.
"Game block chain itu terlalu fokus ke konsep earning-nya, jadi tidak mengasyikkan untuk dimainkan. Makanya, kami coba buat game block chain yang punya earning concept tapi sekaligus asyik untuk dimainkan," kata Wiryanto.
Berbeda dari game kebanyakan yang berbabasis Web2, Wiryanto menjelaskan bahwa game block chain berbasis Web3.
"Perbedaan utama dengan game Web2, perbedaan utamanya di konsep blcok chain ada earning concept-nya jadi kita main game tapi kita bisa menghasilkan juga," ujar Wiryanto.
Saat ini, Eizper Chain masih dalam pengembangan close beta pada PC untuk kalangan terbatas, yang kemudian rencananya akan dikembangkan untuk perangkat mobile.
"Jadi, karena kami ntar akan fokus pada pasar Indonesia karena di Indonesia ternyata gamer kebanyakan bermain di mobile. Jadi, kami kembangkan versi mobile nya juga mulai Juni tahun ini mudah-mudahan sudah siap di Q4 tahun depan game-nya," kata Wiryanto.
"Nanti Desember ini kami rencana untuk close pre-alfa version untuk mobile nya, dan untuk bulan Maret kami launching beta version untuk mobile-nya."
Sejauh ini, Wiryanto mengatakan game tersebut mendapat sambutan positif dari mereka yang mendukung game karya anak bangsa. Sebab, sebagian besar gamer Indonesia saat ini memainkan game dari luar negeri.
Ke depan, Wiryanto berharap Eizper Chain dapat di pertandingkan di skena esport nasional. Dia mengatakan game tersebut telah mengantongi izin dari Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) untuk dipertandingkan dalam Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) tahun depan.
Baca juga: Menparekraf ingin lebih banyak gim lokal "naik kelas"
Baca juga: PB ESI gencar edukasi atlet soal hukum dan regulasi di industri esport
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2022