• Beranda
  • Berita
  • BKSDA Jakarta ajak warga lestarikan habitat mangrove di pesisir Jakut

BKSDA Jakarta ajak warga lestarikan habitat mangrove di pesisir Jakut

10 Desember 2022 14:14 WIB
BKSDA Jakarta ajak warga lestarikan habitat mangrove di pesisir Jakut
Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman (ketiga kanan), Direktur Operasional dan IT HSBC Indonesia James Elwes (ketiga kiri), Senior VP Head of Corporation Sustainability HSBC Indonesia Nuni Sutyoko (kedua kanan), Kepala BKSDA Jakarta Abdul Kodir (kedua kiri), Senior Manager Coastal Resilience YKAN Mariski Nirwan (kanan), dan Direktur Program MERA YKAN Imran Amin (kiri) bersiap menanam mangrove dalam kegiatan penyadartahuan dengan tema Melestarikan Mangrove untuk Indonesia yang Lestari di Suaka Margasatwa (SM) Muara Angke, Jakarta, Sabtu (10/12/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/YU.

mangrove berperan sebagai penyumbang oksigen, penyerap karbondioksida, pengatur hidrologi, penyerap polutan, keindahan bentang alam, dan penyedia keanekaragaman hayati

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta mengajak warga di wilayah perkotaan untuk ikut melestarikan habitat mangrove di kawasan pesisir Jakarta Utara, salah satunya Suaka Margasatwa (SM) Muara Angke, Penjaringan.

Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Muara Angke di Jakarta Utara dengan luas 25,02 hektare merupakan suaka margasatwa terkecil di Indonesia, namun menjadi salah satu ekosistem mangrove yang masih tersisa di Jakarta.

“Bagi masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya, SM Muara Angke yang menjadi rumah bagi delapan spesies mangrove sejati, yaitu avicennia marina, bruguiera gymnorrhiza, nypa fruticans, rhizophora apiculata, rhizophora mucronata, sonneratia caseolaris, acrosticum aureum, dan excoecaria agallocha," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta Abdul Kodir, selaku pengelola kawasan SM Muara Angke di Jakarta Utara, Sabtu.

Dia menambahkan, mangrove berperan sebagai penyumbang oksigen, penyerap karbondioksida, pengatur hidrologi, penyerap polutan, keindahan bentang alam, dan penyedia keanekaragaman hayati.

Meski berada di wilayah perkotaan, bukan berarti kaum urban tidak memiliki andil dalam menjaga ekosistem mangrove.

Apalagi, kata Abdul Kodir, kawasan SM Muara Angke juga merupakan habitat bagi aneka fauna seperti buaya air asin, kadal, monyet ekor panjang, ular, serta menjadi daerah penting bagi burung di Jawa.

"Pengelolaan dan restorasi mangrove secara terpadu sangat penting dan perlu dukungan semua pihak, termasuk sektor swasta," kata dia.

Untuk meningkatkan kesadaran bersama tentang pelestarian mangrove, BKSDA Jakarta bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dan HSBC Indonesia menggelar acara "penyadartahuan" dengan tema “Melestarikan Mangrove untuk Indonesia yang Lestari”  diikuti oleh karyawan dan manajemen HSBC Indonesia pada Sabtu (10/12) di Suaka Margasatwa Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.

Kesempatan itu  juga dimanfaatkan untuk menggelar diskusi interaktif, penanaman dan pembibitan mangrove, pembersihan tumbuhan yang hidup di luar habitat alaminya (invasif), serta pengumuman pemenang Kompetisi Fotografi Mangrove 2022.

Indonesia memiliki ekosistem mangrove terbesar di dunia dengan luas mencapai 3,36 juta hektar (KLHK, 2021). Luasan tersebut merupakan 23 persen dari total mangrove dunia yang mampu menyimpan karbon hingga sepertiga dari seluruh karbon yang tersimpan dalam ekosistem pesisir di dunia.

Jika dikelola dengan cara yang efektif dan berkelanjutan, mangrove dapat menjadi sumber pendapatan, memberi perlindungan, dan makanan yang dapat diandalkan untuk penduduk setempat, serta berkontribusi pada ketahanan pangan dan sosial, dan akhirnya, berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi negara-negara di mana mangrove berada.

"Mengingat besarnya peran, fungsi, dan manfaat dari ekosistem hutan mangrove, menjadi kewajiban kita untuk selalu peduli dan menjaga kelangsungan hutan mangrove,” terang Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman.

Ekosistem mangrove juga berkaitan erat dengan perubahan iklim. Keberadaan mangrove yang sehat di kawasan pesisir dapat meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim serta meminimalisasi dampak bencana alam, seperti tsunami, badai, dan gelombang laut.

Peranan Indonesia dalam upaya mitigasi perubahan iklim secara global amat besar, sehingga melindungi dan merestorasi ekosistem mangrove merupakan langkah penting yang harus segera dilakukan secara bersama-sama.

Sehingga, HSBC Indonesia pada tahun 2021 bergabung dalam kemitraan Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) untuk mendukung restorasi fungsi ekosistem mangrove di Indonesia, khususnya di SM Muara Angke, Jakarta Utara.

MERA merupakan platform berbagai pemangku kepentingan nasional yang digagas oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) untuk mengurangi kerentanan masyarakat pesisir, menjaga sumber daya dan aset alam, serta mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan berbasis kajian ilmiah.

Kerja sama HSBC dengan​​​​​​​ YKAN melalui MERA untuk mendorong fungsi Suaka Margasatwa Muara Angke sebagai pusat edukasi lingkungan dan restorasi ekosistem mangrove di Jakarta.

Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Francois de Maricourt mengatakan langkah ini merupakan bagian dari komitmen HSBC dalam berkolaborasi bersama Pemerintah dan komunitas di Indonesia.

Komitmen serupa juga dijalankan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan dan Kabupaten Bengkalis, Riau.

"Sejalan dengan komitmen kami dalam mendukung Indonesia melestarikan alam, kami senantiasa aktif menjaga keanekaragaman hayati, salah satunya dengan mendukung pelestarian hutan mangrove, serta berbagai spesies di dalamnya. Harapan kami program ini dapat berkontribusi terhadap upaya mitigasi perubahan iklim," ujar Francois.
Baca juga: YKAN dan BKSDA dorong penguatan fungsi Suaka Margasatwa Muara Angke
Baca juga: Mengambil peran merehabilitasi mangrove demi lingkungan yang lestari
Baca juga: Taman Wisata Alam Mangrove Jakarta Utara tambah 500 bibit bakau baru

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022