• Beranda
  • Berita
  • IDI bersinergi dorong FK Untan bangun jurusan dokter spesialis

IDI bersinergi dorong FK Untan bangun jurusan dokter spesialis

10 Desember 2022 17:46 WIB
IDI bersinergi dorong FK Untan bangun jurusan dokter spesialis
Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menghadiri kegiatan pelantikan pengurus IDI Kalbar (ANTARA/Sucia Lucinda)
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Kalimantan Barat dr. Rifka MM mengatakan pihaknya akan bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kalbar untuk mendorong Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak segera membangun jurusan Program Spesialis 2 Ilmu Penyakit Dalam (SP2) di Fakultas Kedokteran (FK).

"Kita sudah ada tenaganya untuk SP2 ini dan sudah siap untuk pembelajaran pada SP2 di Untan. Jadi dari Universitas Indonesia (UI) akan mengirim calon dokter spesialis untuk tenaga SP2 nanti," kata Rifka saat mengikuti kegiatan pelantikan pengurus IDI Kalbar di Pontianak, Sabtu.

Rifka yang baru saja dilantik sebagai Ketua IDI Kalbar untuk yang kedua kalinya ini mengatakan bahwa IDI akan selalu siap bersinergi dengan Pemprov Kalbar terkait program kerja apa saja yang ada.

"Kami siap untuk bersinergi dengan Pemprov Kalbar, misalnya dalam menurunkan angka kematian ibu atau kematian bayi, stunting, TBC dan lain sebagainya. Dalam organisasi profesi ini kita ikut berperan dalam peningkatan program-program tersebut," katanya.

Baca juga: Kalbar periksa mandiri swab PDP COVID-19 di Laboratorium FK Untan

Baca juga: Rektor Untan dorong peningkatan akreditas setiap prodi


Selain itu, dia mengatakan bahwa terjadi penumpukan dokter di Pontianak, sehingga penyebaran dari 2.171 dokter di Kalbar ke daerah-daerah tidak merata.

"Penumpukan itu paling banyak di Pontianak, ada tujuh ratusan dari dua ribuan, sedangkan di daerah lain itu paling ada seratusan, paling kecil ada 88 dokter saja. Sehingga, solusinya IDI akan mendorong alumni Untan ke daerah-daerah untuk mengisi kekosongan di sana," tuturnya.

Dia menjelaskan bahwa di rumah sakit itu minimal ada empat dasar, yaitu penyakit dalam, kandungan, dan bedah serta tambahannya harus ada anestesi, radiologi, dan patologi klinik. Sedangkan di Kabupaten Kapuas Hulu masih sangat kekurangan dokter spesialis bagian anestesi.

"Nah, di Kapuas Hulu itu tidak ada dokter spesialis anestesi, sehingga kalau mau operasi jadi susah, tidak ada pendampingan. Ini perlunya penyebaran untuk dokter spesialis terutama anestesi," kata Rifka.

Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan mengatakan bahwa pentingkan sinergi dan kekompakan Pemprov Kalbar dan IDI dalam memaksimalkan peningkatan pelayanan kepada masyarakat di Kalbar.

"Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Kalbar, kita berharap IDI dapat bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kalbar," kata Ria Norsan.*

Baca juga: Universitas Tanjungpura Pontianak kukuhkan 11 guru besar

Baca juga: Kemendikbudristek luncurkan program Matching Fund Kedaireka di Untan

Pewarta: Rendra Oxtora dan Sucia Lucinda
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022