Sekjen PB ESI Frengky Ong mengatakan bahwa ajang para-esport untuk pertama kali diadakan dengan tujuan untuk menyuarakan semangat inklusi dalam industri.
"Kita mengumpulkan dari sekolah-sekolah SLB di seluruh Bali, kita adakan satu kompetisi yang mungkin yang pertama kali terbesar di Indonesia untuk para esport ini. Dan, kita harapkan adik-adik kita itu dapat memenuhi satu target2 dari PB ESI agar bisa menciptakan atlet-atlet para esport ini lebih berprestasi di ajang yang lebih tinggi lagi," ujar Frengky usai pertandingan.
Ekshibisi para-esport tersebut diikuti tujuh Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri di Bali, yaitu SLB Negeri 2 Denpasar, SLB Negeri 3 Denpasar, SLB Negeri 1 Badung, SLB Negeri 1 Bangli, SLB Negeri 2 Buleleng, SLB Negeri 1 Jembrana, dan SLB Negeri 1 Tabanan.
Baca juga: eFootball Indonesia sabet gelar juara pada kejuaraan esport dunia
Kompetisi ekshibisi yang tidak dibatasi umur tersebut akhirnya menemukan 58 pemain para-esport untuk bertanding dalam tiga ronde map Erangel.
Untuk selanjutnya, Frengky mengungkapkan PB ESI telah memiliki program jangka panjang untuk para-esport dengan menggelar turnamen berskala nasional untuk menciptakan atlet para esports.
"Mereka sangat besar antusiasnya tentnua karena bersifat eksibisi dibatasi 58 orang saja. Ke depannya nanti kita akan bikin satu program khusus untuk kegiatan para-esport ini agar menjadi satu kesinambungan dan menciptakan atlet-atlet yang berbakat untuk Indonesia," kata Frengky.
Berhasil mendapat gelar juara, salah seorang siswa SLB Negeri 1 Badung, Putu Surya Wardana, ternyata baru mengunduh PUBG Mobile sekira satu pekan yang lalu. Namun, dia adalah pemain game Mobile Legends: Bang-Bang.
"Kadang-kadang bangun tidur, pagi latihan sambil nunggu mau sekolah, sudah belajar latihan lagi. Setelah pulang sekolah suka latihan dulu di sekolah. Kira-kira enam jam sehari," ujar Surya, yang mendapatkan Winner Winner Chicken Dinner (WWCD) dalam pertandingan.
Meski telah menjadi juara, Surya ternyata belum memantapkan diri untuk berkarier sebagai atlet esport. Sebab, dia memiliki cukup banyak prestasi, termasuk dalam bidang desain grafis.
Baca juga: Timnas Indonesia juarai DOTA 2 kejuaraan esport dunia
"Masih mau coba-coba esport. Semoga tahun depan enggak cuma di PUBG saja, mau mencoba permainan Mobile Legends," kata Surya yang didampingi gurunya Thasya Lutfia Hasinah Iramanik dalam berkomunikasi.
Sementara, sang guru mengatakan kompetisi ekshibisi dalam Indonesia Esports Summit 2022 menjadi wadah bagi siswa untuk melatih mental menang-kalah. Lebih dari itu, menurut Thasya, ajang tersebut juga menjadi rangsangan baru bagi sekolah untuk dapat mengarahkan siswa kepada bidang esport.
"Ini seperti trigger juga buat sekolah, jadi tahu ternyata di esport pun mereka bisa berprestasi. Kami, saya dan wali kelas, juga kita akan mengajukan kepada kepala sekolah berhubungan dengan ini. Saya juga akan meminta masukan sarana apa saja yang dibutuhkan untuk esport ini,"ujar Thasya.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022