Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan menyebut Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) berperan penting untuk mencegah angka tengkes (stunting) pada anak.dengan menambah tangki septik di wilayahnya
"Untuk mencegah stunting bisa dilakukan dengan menciptakan STBM agar lingkungan sehat dan bersih bagi anak-anak," kata Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Jhonson Hotsar saat ditemui di Jakarta, Senin.
Menurut Jhonson, terdapat beragam alasan yang membuat masyarakat masih banyak yang buang air besar (BAB) sembarangan mulai dari tempat tinggal, rumah kontrak, hingga lokasi pekerjaan..
Maka dari itu, ia menyebutkan salah satu solusi agar lingkungan bebas dari perilaku BAB sembarangan atau open defecation free (ODF) adalah dengan menambah tangki septik di wilayahnya.
"Pembangunan tangki septik ini melibatkan lintas sektor sebanyak 70 persen mulai camat, lurah, dan suku dinas terkait, sedangkan pihak Sudinkes Jaksel hanya berperan 30 persen," tuturnya.
Jhonson menjelaskan 30 persen yang dimaksud yakni memberikan sosialisasi pencegahan tengkes mulai dari mengedukasi para ibu, pemberian bantuan makanan penuh gizi hingga pelatihan kerja bagi orangtua yang kurang mampu.
Ia menyebutkan berdasarkan survei per tahun 2022 yang dilakukan pihaknya, ditemukan ayah yang memiliki penghasilan di bawah Upah Minimum Regional (UMR) menjadi penyebab anak mengidap tengkes, maka dari itu mereka dilatih berwirausaha.
Jhonson menuturkan pencegahan tengkes ini juga semakin digencarkan dengan program STBM dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan yang terdiri dari delapan pilar.
"Pilar-pilarnya yakni Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM-RT)," jelasnya.
Lebih lanjut, pilar lainnya yakni Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga, gizi ibu hamil, Pemberian Makanan tambahan Bayi dan Anak (PMBA) serta pemantauan pertumbuhan.
"Diharapkan kegiatan ini bisa menyiapkan generasi Indonesia Emas 2045 yang berkarya, maka dari itu harus memanfaatkan segala kesempatan baik untuk pertumbuhan anak," tuturnya.
Dalam akhir keterangannya, diperkirakan jumlah pengidap tengkes 640 anak namun belum dipastikan secara rinci lantaran saat ini masih ditinjau oleh pihak Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan.
Baca juga: Delapan kelurahan di Jaksel bebas dari BAB sembarangan
Baca juga: Jakbar sebut 90 persen kelurahan terverifikasi bebas BAB sembarang
Baca juga: Wali Kota Jakut minta jajarannya hentikan perilaku BAB sembarangan
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022