• Beranda
  • Berita
  • Dolar menguat jelang data inflasi AS dan pertemuan Fed

Dolar menguat jelang data inflasi AS dan pertemuan Fed

13 Desember 2022 05:43 WIB
Dolar menguat jelang data inflasi AS dan pertemuan Fed
Petugas jasa penukaran uang asing Valuta Artha Mas menghitung pecahan 100 dolar AS di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (28/2). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama/pri. (ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI)
Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), jelang data utama yang diperkirakan akan menunjukkan moderasi inflasi AS pada November pada basis tahun-ke-tahun, dan keputusan Fed yang kemungkinan memperlambat laju suku bunga pada akhir pertemuan Rabu (14/12/2022).

Sejak mencapai puncaknya pada akhir September, indeks dolar telah turun lebih dari 8,0 persen, dengan greenback diperkirakan akan berkurang daya tariknya dengan imbal hasil aset yang lebih rendah seperti obligasi pemerintah karena Fed melambat.

Dalam perdagangan sore, dolar naik 0,8 persen terhadap mata uang Jepang menjadi 137,71 yen. Dolar juga naik versus franc Swiss, menguat 0,2 persen pada 0,9348 franc, naik juga versus dolar Australia dan Selandia Baru, yang masing-masing turun 0,7 persen dan 0,5 persen.

Euro datar terhadap dolar, diperdagangkan pada 1,0535 dolar. Mata uang tunggal Eropa telah naik hampir 8,0 persen sejauh ini di kuartal keempat, dengan investor yang sebelumnya mengandalkan Bank Sentral Eropa berpegang teguh pada kenaikan suku bunga yang agresif.

Indeks dolar, yang mengukur nilai greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,31 persen menjadi 105,13.

"Kami telah merasakan bahwa dolar telah mencapai puncaknya dan kami merasa seperti itu selama beberapa minggu. Kami berpikir bahwa penurunan tersebut ada sejak puncaknya pada September dan menuji dua kali lipat pada akhir Oktober," kata Amo Sahota, direktur eksekutif di perusahaan konsultan valas Klarity FX di San Francisco.

"Itu tidak berarti bahwa dolar akan langsung turun dari sini. Dolar bisa tetap tinggi tetapi tidak mendekati tertinggi, bukan tanpa dorongan baru."

Data inflasi konsumen untuk November akan dirilis pada hari Selasa dan diperkirakan akan menunjukkan kenaikan 6,1 persen secara tahunan dalam pembacaan inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi, turun dari 6,3 persen pada Oktober.

"Dolar yang lebih lemah menandakan bahwa pasar memperkirakan inflasi yang lebih rendah dan mendengar apa yang dikatakan (Ketua Fed Jerome) Powell: bahwa Fed mengurangi laju kenaikan suku bunga dan pasar memperkirakan semua itu," kata Joe Perry, analis pasar senior di FOREX.com dan City Index di New York.

Minggu ini juga merupakan salah satu yang paling padat makro sepanjang tahun ini, dengan empat bank sentral utama mengadakan pertemuan kebijakan terakhir mereka pada 2022. The Fed, ECB, bank sentral Inggris dan bank sentral Swiss akan merilis keputusan suku bunga minggu ini.

The Fed secara luas diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 50 basis poin (bps) setelah serangkaian kenaikan 75 basis poin. Investor akan tertarik untuk mengetahui apakah perkiraan suku bunga Fed melebihi 5,0 persen. Untuk saat ini, fed fund berjangka telah memperkirakan suku bunga terminal, atau suku bunga di mana Fed akan berhenti mendaki, sebesar 4,984 persen pada Mei.

Dolar secara singkat naik sebanyak 0,5 persen terhadap pound setelah data menunjukkan ekonomi Inggris pulih pada Oktober setelah pukulan dari hari libur umum untuk pemakaman Ratu Elizabeth bulan sebelumnya, tetapi masih menunjukkan prospek yang suram. Sterling terakhir datar di 1,2270 dolar.

Yuan China di pasar luar negeri tergelincir 0,3 persen terhadap mata uang AS menjadi 6,996 per dolar, lebih lanjut ditekan oleh kekhawatiran atas potensi lonjakan kasus COVID karena China melonggarkan pembatasan COVID-19 yang ketat.

Baca juga: Emas anjlok 18,40 dolar karena "greenback" menguat jelang putusan Fed

Baca juga: Dolar naik karena tekanan inflasi berlanjut. pertemuan Fed dalam fokus

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022